27 April 2018

PENINGKATAN KUALITAS KEPEMIMPINAN



Peningkatan kualitas kepemimpinan berarti suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan kualitas dan kompetensi seseorang dalam memimpin suatu organisasi atau yang lainnya. Peningkatan kualitas kepemimpinan harus dilakukan sebagai usaha pengembangan kemampuan dalam memecahkan masalah, melalui proses mengikutsertakan atau meningkatkan peran serta orang-orang yang dipimpin. Dengan kata lain memberdayakan anggota dalam suatu organisasi yang dipimpin.
Menurut Rivai, Cara meningkatkan kualitas kepemimpinan adalah sbb.
1.      Pertimbangkan bagaimana kepemimpinan berperan dalam pekerjaan
Seorang pemimpin harusnya menginspirasi dan memotivasi serta memastikan timnya bekerja, tetapi jika pemimpin tidak memiliki kekuatan untuk menyelesaikan deadline, ataupun tidak mampu meneruskan serta bertindak berdasarkan masalah, maka kualitas kepemimpinan akan gagal karena ketidak mampuannya untuk bertindak dan menyelesaikan masalah, serta kehilangan rasa hormat dari anggota tim Anda.
2.      Analisa kekuatan dan kelemahan
Untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan dalam bisnis, hal ini dapat dilakukan dengan analisa SWOT, yaitu Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats. Analisa ini juga bisa Anda lakukan untuk kepemimpinan pribadi. Metode ini dapat Anda lakukan dengan menuliskan hal yang Anda rasa kekuatan, kelemahan, dan sebagainya, dan lalu mempersilahkan orang lain memberikan opini terhadap Anda. Hal ini membuat Anda menciptakan aliran ide serta membuat Anda dapat melihat masalah yang mungkin tidak Anda sadari.
Peningkatan kualitas kepemimpinan di lingkungan Umat Islam pangkalnya terletak pada peningkatan iman yang mendasari kehendak untuk berbuat amal kebaikan bagi orang lain. Pada giliran berikutnya peningkatan kepemimpinan harus ditempuh melalui usaha untuk :
1.         Berfikir efektif dalam menentukan keputusan
Pemimpin yang beriman harus menggunakan proses berpikirnya secara efektif akan tetapi tetap dalam kendali iman atau ketaqwaan yang tinggi kepada Allah SWT. Berfikir efektif yang dimaksud adalah berfikir yang logis, kritis, kreatif dan produktif. Selanjutnya diharapkan kemampuan dan proses berpikir efektif itu benar-benar diwujudkan dan didayagunakan untuk mecapai tujuan Allah SWT menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Pendayagunaan kemampuan dan proses berpkir itu diharapkan dapat menunaikan janji dan sumpah.
2.         Mengkomunikasikan hasil berfikir
Setiap pemimpin memerlukan kemampuan dan keterampilan untuk menyampaikan setiap gagasan, prakarsa, pendapat maupun perintah sebagai bagian dari hasil berpikirnya, karena hasil berpikir seorang pemimpin tidak akan ada artinya dalam usaha memotivasi dan menggerakkan pengikut suatu organisasi jika tidak dikomunikasikan secara efektif.
3.         Meningkatkan partisipasi dalam memecahkan masalah
Pemimpin yang berkualitas mampu membina dan mengembangkan kerjasama dilingkunagn orang-orang yang dipimpinnya. Oleh karena itu pemimpin yang berkualitas bukan pemimpin yang senang bekerja sendiri akan tetapi yang sadar akan efisiensi proses kerja sama antar sejumlah manusia ynag menjadi anggotanya.
Kemampuan mewujudkan dan membina kerjasama itu pada dasarnya berarti mampu medorong dan memanfaatkan partisipasi anggota organisasi secara efektif dan efisien. Partisipasi tersebut penting karena berhubungan dengan penggunaan kemampuan berpikir. Dengan partisipasi anggota dalam memecahkan masalah dan lain sebagainya maka akan tumbuh dan berkembang rasa memiliki (sense of belonging) dan perasaan ikut bertanggungjawab (sense of responsibility). Oleh karena itu pemimpin yang berhasil harus mampu berinteraksi secara positif dengan bawahannya.

Menurut Yukl,  Upaya-upaya pemimpin dalam berusaha kreatif dalam bekerja adalah ssb.
  1. Memberikan prioritas terhadap pekerjaan sehari-hari untuk diberikan perhatian yang lebih besar.
  2. Dalam pengaturan waktu sisihkan secara khusus waktu untuk memikirkan pekerjaan.
  3. Pikirkan juga pekerjaan yang akan dilegalisasikan.
  4. Berikan kesempatan dan pertimbangan saran dari anggota organisasi atau orang luar.
  5. Sediakan juga waktu untuk membawa bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan dari berbagai sumber.
  6. Sediakan waktu untuk mengikuti kegiatan pelatihan dalam arti luas.
Sumber :
Rivai, veithzal. 2007. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persadda. Diakses pada tanggal 28 April 2016
Yukl, Gary. 2004. Leadership in organizations, third edition. Prentice Hall International, Inc. USA. pp. 451-458.
Zani, Fajrul. 2013. Cara Meningkatkan Kualiatas Kepemimpinan. (online) http://segiempat.com. Diakses 1 Mei 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar