A.
Pengrtian Sosial
Kultural
Sosial Budaya terdiri dari 2 kata, yang pertama definisi sosial, menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia milik W.J.S Poerwadarminta (2010), sosial ialah
segala sesuatu yang mengenai masyarakat atau kemasyarakatan atau dapat juga
berarti suka memperhatikan kepentingan umum (kata sifat). Sedangkan budaya dari
kata Sans atau Bodhya yang artinya pikiran dan akal budi. Budaya ialah segala
hal yang dibuat oleh manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya yang
mengandung cipta, rasa dan karsa. Dapat berupa kesenian, pengetahuan, moral,
hukum, kepercayaan, adat istiadat ataupun ilmu.
Maka definisi sosial budaya itu sendiri adalah segala
hal yang dicipta oleh manusia dengan pemikiran dan budi nuraninya untuk
dan/atau dalam kehidupan bermasyarakat. Atau lebih singkatnya manusia membuat
sesuatu
B.
Faktor-Faktor Yang
Menyebabkan Perubahan Sosial Kultural
Menurut
Sobirin(2007), berpendapat bahwa ada dua faktor yang menyebabkan perubahan
social cultural, antara lain:
1.
Sebab yang
bersumber dalam masyarakat itu sendiri diantaranya:
a.
Bertambah dan
berkurangnya penduduk
b.
Penemuan-penemuan
baru
c.
Pertentangan-pertentangan
dalam masyarakat
d.
Terjadinya
pemberontakan atau revolusi didalam tubuh masyarakt itu sendiri
2.
Sebab-sebab yang
berasal dai luar masyarakat
a.
Sebab-sebab yang
berasal dari lingkungan fisik yang ada disekitar manusia
b.
Peperangan dengan
negara lain
c.
Pengaruh kebudayan
masyrakat lain.
C.
Pengruh Sosial Kultural
Terhadap Kepemimpinan
Menurut Sjafri(2002), kepemimpinan
dalam persepsi social dapat diartikan sebagai kecakapan dalam melihat dan
memahami perasaan, sikap, dan kebutuhan anggota-anggota kelompok. Kecakapan ini
sngat dibutuhkan untuk memenuhi tugas kepemimpinan. Persepsi social ini
terutama diperlukan oleh seorang pemimpin untuk melaksanakan tugasnya dalam
memberikan pandangan dan patokan yang menyeluruh dari keadaan di adalam dan
diluar kelompok.
Manusia merupakan
mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian. Tidak ada satupun manusia di
dunia ini yang dapat hidup tanpa tergantung ataupun memerlukan bantuan orang
lain. Manusia selalu hidup berkelompok, bersuku-suku hingga berbangsa-bangsa.
Oleh karena itu konsekuensinya setiap individu harus dapat beradaptasi dengan
kelompok, agar dapat diterima dan merasa aman serta nyaman didalamnya. Untuk
menjadi orang yang diterima orang lain, diperlukan usaha-usaha tertentu untuk
mencuri hati orang lain tersebut. Hal ini merupakan arah seseorang untuk
menjadi pemimpin dari kelompoknya. Diharapkan nantinya kepemimpinan seseorang
dapat menyentuh berbagai segi kehidupan manusia seperti cara hidup, kesempatan
berkarya, bertetangga, bermasyarakat bahkan bernegara.
Antara kepemimpinan
dengan budaya organisasi memiliki hubungan yang sangat erat. Kepemimpinan dan
budaya organisasi merupakan fenomena yang sangat bergantung, sebab setiap aspek
dari kepemimpinan akhirnya membentuk budaya organisasi. Bila kita memasuki
ruang perkantoran suatu organisasi akan berbeda dengan kantor organisasi lain
yang memiliki pemimpin yang berbeda. Fenomena yang kita dapatkan pada suatu
organisasi, seperti : etos kerja karyawan, team work, kesejukan, ketenangan,
sikap, keramah tamahan, integritas, dll, yang kesemuanya menggambarkan
kepemimpinan yang ada dalam organisasi tersebut dan juga menggambarkan budaya
yang ada dalam organisasi. Sehingga dikatakan bahwa melihat kepemimpinan suatu
organisasi itu sama dengan melihat budaya yang ada dalam organisasi tersebut,
perumpamaannya bagaikan dua sisi mata uang yang memiliki nilai yang sama. Dalam
hal ini ada dua konsep berbalik, yaitu :
1.
Budaya diciptakan oleh
pemimpin-pemimpinnya.
2.
Pemimpin-pemimpin
diciptakan oleh budaya.
Bila perilaku bawahan
sesuai dengan program yang telah digariskan oleh pimpinan, maka nilai yang
diperolehnya adalah tinggi, dan sebaliknya bila perilaku individu dalam
organisasi jauh dari kebenaran sebagaimana yang dituangkan dalam program kerja
oleh pemimpin, maka disitu nilainya rendah. Dengan demikian budaya diciptakan
oleh pemimpinnya.
Dari uraian diatas,
nampak jelas bahwa antara kepemimpinan dengan budaya organisasi mempunyai
hubungan yang sangat erat sekali. Sehingga dikatakan bahwa melihat kepemimpinan
suatu organisasi itu sama dengan melihat budaya yang ada dalam organisasi
tersebut.
Sumber
Poerwadarminta. 1984. Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Sjafri, Sairin. 2002.
Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia. Perspektif Antropologi. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Sobirin, Ahmad. 2007.
Budaya Organisasi. Yogyakarta: UPPSTIM YKPN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar