27 April 2018

PENGARUH GLOBALISASI DAN IT TERHADAP KEPEMIMPINAN



Era saat ini dunia membutuhkan pemimpin yang dinamis dan berintegritas. Globalisasi menciptakan sebuah pasar dunia yang kompleks dan cepat dalam perubahan. Caligiuri dan Tarique (2012) dalam tulisannya yang berjudul Dynamics cross-cultural competencies and global leadership effectiveness di Journal of world, mengungkapkan bahwa kepemimpinan yang efesien dan efektif merupakan kebutuhan dalam masyarakat global. Dan kepemimpinan tersebut haruslah mampu untuk melampaui keterbatasan antar budaya di muka bumi ini.
Kepemimpinan adalah kunci utama dalam menjalankan organisasi dan menggerakan dunia yang kompleks ini. Penguasaan teknologi, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan manajemen cross-cultural menjadi parameter utama dalam melihat pemimpin di era global. Disamping itu integritas dan kemampuan untuk mengambil tindakan potensial tetap masih menjadi kemampuan dasar yang dapat diterapkan. Pemimpin haruslah mampu bertindak dinamis dengan menampilkan diri otentiknya. Sehingga dalam perubahan yang sangat cepat, ia masih mampu bertanggung jawab terhadap diri dan proses perubahan tersebut.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, maka personal pemimpin yang dinamis dan berintegritas adalah karakter yang perlu dikembangkan oleh para pemimpin di era globalisasi. Dinamis adalah suatu roh semangat yang bekerja secara cepat dan tepat, serta mengoptimalkan sumber daya yang ada. Seorang pemimpin akan dinamis dalam era globalisasi apabila ia memiliki sikap proaktif. Sikap proaktif ini bukanlah respon yang didasari oleh adanya stimulus. Namun sebuah respon aktif yang hadir dikarenakan kesadaran akan adanya sebuah tindakan perubahan. Pemimpin yang proaktif, tidak akan melakukan tindakan hiperaktif. Namun ia akan selalu melakukan sebuah tindakan yang didasari rasa tanggung jawab dan kesiapan untuk menghadapi situasi didepannya.
 Selain butuh personal pemimpin yang proaktif, era globalisasi juga membutuhkan pemimpin yang memiliki visi perubahan kedepan. Visi merupakan sebuah tanggung jawab pemimpin untuk melihat masa depan dan membawa orang-orang yang dipimpinnya saat ini ke kondisi tersebut. Dengan memiliki visi, maka sifat era globalisasi yang memungkinkan terjadinya kondisi ketidak pastian, menjadi sebuah arah yang pasti dan jelas. Pemimpin tidak bisa menolak datangnya arus globalisasi. Yang dapat dilakukan oleh dirinya adalah mengendalikan arus tersebut, kearah yang diinginkannya. Selanjutnya pemimpin secara personal juga haruslah memiliki komunikasi yang efektif dan efesien. Teknologi komunikasi yang dihadirkan dalam era ini, memungkinkan setiap pemimpin mampu untuk mengoptimalkan tools ini dalam menyampaikan visi, misi dan tujuan yang diinginkannya.
Dengan komunikasi yang efektif, seorang pemimpin akan lebih cepat untuk menciptakan perubahan. Ia tidak perlu bekerja sendiri, namun dapat bekerja secara berjejaring dengan orang-orang disekitarnya. Dengan demikian visi, misi dan tujuannya akan lebih cepat tercapai. Berikutnya adalah hal yang lebih penting dalam personal pemimpin di era globalisasi adalah integritas diri. Pemimpin haruslah memiliki kesatuan antara hal-hal yang dipikirkan, dikatakan dan dilakukan. Pemimpin haruslah mereka yang telah memahami siapa diri mereka, dan siap untuk mengarahkan orang lain menuju pada sebuah kondisi ideal. Ia adalah seseorang yang telah mampu untuk memenangkan dirinya ditengah pertarungan realitas disekitarnya. Dengan memenangkan diri, ia mampu menentukan aktivitas-aktivitas prioritas untuk menunjang pengembangan dirinya. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang tidak bersembunyi dibalik topeng realitas sekitarnya. Namun pemimpin yang berani dengan realitas dalam diri, menunjukan bahwa ia mampu mengarahkan dan membuat perubahan. 
Globalisasi membutuhkan personal pemimpin yang bisa mengarahkan dan mengoptimalkan sumber daya yang tidak terbatas di era global. Dengan memiliki karakter kepemimpinan seperti diatas, maka secara personal seseorang mampu menjadi pemimpin yang diharapkan di era tanpa gravitasi ini. Ia selalu memliliki tali pengaman integritas untuk mengikat dirinya dengan situasi kekinian yang cepat untuk berubah. Dan orang seperti inilah yang mampu membawa orang lain ke sebuah kondisi yang ideal. 

Menghadaapi lingkungan bisnis di era millenium ketiga, globalisasi merupakan hal yang tidak dapat dielakan lagi. Oleh karenanya perusahaan memerlukan pemimpin gloal agar perusahaan yang dipimpinya tetap eksis. Pemimpin global tidak hanya dilahirkan saja, tapi harus dibentuk agar memberikan keunggulan bagi perusahaan. Keingintahuan yang tinggi (unbridled inguestiveness) merupakan sifat utama yang harus dimiliki kandidat pemimpin global agar dapat mengoptimalkan tiga sifat lainnya yaitu karakter pribadi, duality dan kecerdasan. Supaya pemimpin global memiliki serangkaian kemampuan khusu (contex specific abilities) maka harus dikembangkan melalui strategi 4T, yakni: travel, training, teams dan transfer.
Menurut Alder.N and Bartholomew.S. (2001) terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan global memerlukan pemimpin atau manajer berskala global, yakni :
1.      Untuk memahami lingkungan bisnis dari sudut pandang global
2.      Untuk mengintegrasikan asset, sumber daya dan keragaman SDM di seluruh dunia
3.      Mempelajari banyaknya perspektif, cita rasa, trend, teknologi dan pedekatan budaya asing untuk mengarahkan bisnis
4.      Bekerja dan belajar dengan orang-orang dari banyak budaya secara simultan
5.      Menciptakan lingkungan organisasional yang sinergis secara cultural
6.      Beradaptasi untuk hidup pada banyak budaya asing
7.      Berinteraksi dengan kolega-kolega asing secara sama
Manajer global juga harus belajar untuk menyesuaikan berbagai macam kemampuan teknikal, kebiasaan dan sikap berkaitan dengan pelanggan, pemasok maupun karyawan (Chase, 2004). Pada perusahaan Internasional diperlukan manajer expatriat yang memiliki kemampuan dalam mentransfer teknologi ke budaya lokal, mengelola staf lokal dan mengadaptasi praktek bisnis sesuai dengan kondisi lokal.  Perusahaan transnasional mensyarakatkan manajer yang memiliki kemampuan mengelola pekerjaan agar dapat mempertinggi kapabilitas organisasional melakukan kerjasama dengan mitra dari seluruh dunia dan mentransmisikan pengetahuan secara cepat dan efektif ke seluruh jaringan operasi di seluruh dunia (Alder.N dan Bartholomew.S.,2001).
Menurut Barlett dan Ghoshal (2001) terdapat empat tipe manajer global yakni: Business Manager, Country Manager, Functional Manager dan Corporate Manager. Tiga yang pertama merupakan spesialis sedangkan yang terakhir adalah pemimpin dari ketiga manajer tersebut.
1.      Business Manager
Business Manager harus memiliki tiga kombinasi kemampuan yaitu sebagai penyusun strategi (strategist) perusahaan, perancang (architect) bagi konfigurasi asset pada setiap aktivitas perusahaan yang dibentuk maupun jumlah tempatnya, serta coordinator yang bertujuan mengkoordinasi transaksi lintas Negara berkaitan dengan bagaimana aktivitas yang dibentuk di negara-negara yang berbeda, serta mengkoordinasikannya satu dengan lainnya.  Ketiga kombinasi kemampuan yang dimiliki Business Manager tersebut bertujuan mengambil semua manfaat operasi global yang terintegrasi untuk efisiensi dan keunggulan bersaing global.
2.      Country Manager
Country Manager harus memiliki kombinasi kemampuan sensor yakni dapat melihat secara cepat dan menginterpretasikan ancaman dan peluang lokal. Selain itu juga harus mampu menjadi builder yakni membangun sumber daya dan kecakapan lokal serta menjadi Contributor yakni sebagai penyumbang strategi lokal.
3.      Functional Manager
Memiliki kombinasi kemampuan scanner yang dengan cepat mampu mendeteksi trend dan menyebar informasi kedalam strategic intelligence.  Functional Manager juga menjadi cross polinor yakni sebagai penyerbuk yang dapat dengan mudah membagi keahlian di semua cabang bisnis di dunia, dan champion yang dapat menunjukkan manfaat koordinasi untuk menjawab kebutuhan yang beragam di banyak tempat secara sensitive dan responsif.
4.      Corporate Manager
Harus memiliki kombinasi kemampuan sebagai leader, talent scout dan developer.  Artinya selain memimpin, corporate manager juga mampu mengidentifikasikan dan mengembangkan ketiga tipe manajer diatas yang berbakat, serta menyeimbangkan negosiasi diantara mereka melalui pelatihan dan pengembangan sebagai prioritas utama.  Corporate manager harus memiliki pandangan yang luas terhadap organisasi dan operasinya serta memahami tugas ketiga manajer tersebut.
Pengaruh IT terhadap kepemimpinan dapat ditemui dalam peranan IT itu sendiri bagi perusahaan, yaitu (Thomson: 2012):
1.     Menunjang kegiatan operasional perusahaan
Kegiatan operasional perusahaan kini tidak memerlukan lagi cara-cara manual yang tentunya mempersulit tenaga kerja perusahaan tersebut. Karena kini teknologi pun bisa menyeimbangi bahkan melebihi kekuatan manusia. Kini para tenaga kerja dan pelaku bisnis tidak melakukan segala kegiatan operasional perusahaan secara keseluruhan. Mereka hanya perlu melengkapi untuk melakukan hal-hal yang mungkin memang belum bisa dilakukan oleh teknologi tersebut. karena sehebat-hebatnya teknologi, tentu memiliki kekurangan sendiri.
2.     Mempermudah kegiatan perusahaan dengan berbagai aplikasi
Dengan berkembanganya teknologi, tentu bermunculan berbagai aplikasi yang dapat digunakan oleh perusahaan. Sebagai contoh ialah aplikasi sistem akuntansi. Dengan adanya aplikasi tersebut, perusahaan tidak perlu mengharuskan tenaga kerjanya melakukan perhitungan akuntansi secara manual, karena aplikasi tersebut bisa membantu dalam menghitung keuangan perusahaan bahkan lebih akurat. Manusia hanya tinggal memasukkan data-data keuangan, kemudia aplikasi tersebut mengolah data keuangan tersebut hingga menghasilkan laporan yang diinginkan perusahaan tanpa menyulitkan manusia itu sendiri. Begitupun dengan aplikasi-aplikasi lainnya yang memiliki fungsi masing-masing.
3.     Mempercepat perolehan informasi mengenai hal-hal yang dibutuhkan perusahaan
Teknologi masa kini bahkan sudah bisa terhubung dengan internet. Dan akses internet di zaman sekarang sangatlah mudah. Dengan adanya internet tersebut, memungkinkan perusahaan untuk mengetahui perkembangan bisnis yang ada didunia. Perusahaan juga bisa mencari data-data atau informasi yang mungkin dibutuhkan untuk proses perkembangan kemajuan perusahaan tersebut dengan mudah dan cepat. Selain itu, perusahaan juga bisa berkomunikasi dengan para pelaku bisnis lainnya melaui internet.
4.     Mempermudah untuk menjalankan aktivitas dalam kepemimpinan
Semakin teknologi tersebut berkembang, semakin mudah pula cara pengoperasian teknologi tersebut. Dengan mudahnya dalam mengakses teknologi, maka aktivitas pekerjaan yang dilakukan dengan teknologi tersebut pun terasa ringan dan mudah untuk dijalankan.
5.     Menghemat waktu pekerjaan pemimpin
Dengan adanya teknologi, pekerja atau pelaku bisnis pun akan lebih cepat dalam melakukan aktivitasnya. Karena proses yang dilakukan oleh teknologi biasanya lebih cepat jika dibangdingkan dengan proses yang dilakukaan oleh manusia itu sendiri. Oleh karena itu, dengan adanya teknologi, waktu pun tidak akan terbuang banyak dalam melakukan suatu aktivitas perusahaan.
Selain itu pengaruh IT terhadap kepemimpinan memiliki dua sisi yaitu sisi negative dan positif. Pengaruh positif yang membuat banyak pemimpin perusahaan menggunakannya tersebut antara lain (Thomson: 2012):
1.     Memperingan dan mempercepat pekerjaan
Pada umumnya, teknologi memang lebih cepat dalam melakukan aktivitas perusahaan baik dalam bidang produksi maupun lainnya. Sehingga dengan adanya teknologi, perusahaan lebih cepat dan efisien dalam menyelesaikan aktivitasnya.
2.     Dapat digunakan sebagai sarana pemasaran atau promosi
Kini teknologi sudah semakin berkembang dan digunakan oleh masyarakat mendunia, hal itu dapat dijadikan lahan promosi bagi perusahaan untuk mempromosikan produknya melalui teknologi internet yang kini dapat diakses dengan mudah.
3.     Mempermudah pemimpin berkomunikasi dengan perusahaan lain untuk menjalin
kerjasama
Dengan adanya teknologi, komunikasi antar perusahaan pun menjadi lebih mudah tanpa harus tatap muka sekalipun.
4.     Memudahkan mencari informasi mengenai bisnis perusahaan
Ini merupakan pengaruh dari adanya teknologi internet yang memudahkan  pemimpin mencari segala informasi apapun yang memang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut untuk melakukan aktivitasnya.
Sedangkan pengaruh negative IT terhadap kepemimpinan adalah sebagai berikut (Thomson: 2012):
1.      Kurangnya hubungan antara pemimpin dengan bawahannya
Karena kemudahan teknologi, terkadang pemimpin lebih banyak menggunakan telepon dibanding berhubungan langsung dengan bawahannya. Sehingga terkadang pemimpin tersebut tidak mengetahui bagaimanan keadaan bawahannya sebenarnya.
2.      Perlindungan hak cipta sulit diwujudkan oleh pemimpin
Sekumpulan data yang disimpan perusahaan bisa saja dicopy oleh orang lain yang memiliki niat tertentu sehingga data tersebut bisa tersebar tanpa ada hak cipta perusahaan yang membuatnya.
3.      Ketergantungan pada teknologi
Karena mudahnya penggunaan teknologi, terkadang pemimpin menjadi lebih bergantung pada teknologi tersebut. Padahal bisa saja suatu saat apabila sedang melakukan aktivitas, tiba-tiba teknologi tersebut rusak atau mati sehingga aktivitas perusahaan pun turut berhenti karena pemimpin dan karyawan di perusahaan terbiasa melakukan aktivitas dengan teknologi.
Thomson (2012) mengelompokan teknologi organisasi menjadi 3 jenis, yang masing-masing menggambarkan jenis hubungan yang terjadi dengan konsumen maupun jenis kegiatan internal yang terjadi dalam organisasi, yaitu: 
1.      Teknologi perantara (mediating technology)
Digunakan untuk menghubungkan beberapa klien yang satu sama lain tidak dapat dihubungkan secara langsung, misalnya jika hubungan langsung tersebut memerlukan ongkos yang besar, ataupun karena terlalu rumit untuk dilaksanakan; 
2.      Teknologi rangkaian panjang (long-linked technology)
Pada jenis teknologi ini kegiatan organisasi terdiri dari tahapan-tahapan kegiatan yang berurutan. Hasil dari suatu kegiatan menjadi output bagi kegiatan berikutnya, berurutan, hingga akhirnya produk siap untuk digunakan oleh konsumen; 
3.      teknologi intensif (intensitive technology)
Teknologi intensif merupakan kumpulan dari beberapa jenis pelayanan khusus, yang keseluruhannya digabungkan untuk melayani klien. Teknologi intensif ini umumnya digunakan pada kegiatan yang mempunyai akibat yang cukup berarti pada klien sehingga klien mengalami perubahan. Penelitian kelompok Aston merumuskan skala pengklasifikasian teknologi yang dapat digunakan dalam teknolgi manufaktur maupun non-manufaktur



Sumber:



Adler, N.J., & Bartholomew, S. 2001. Managing globally competent people. Academy of Management Executive. 6, 52-65.
Bartlett, Christopher A.; Ghoshal, Sumantra; Birkinshaw, Julian.2001. Transnational Management: text, cases, and readings in cross-border management. New York: McGraw Hill/Irwin
Caligiuri, P., & Tarique, I. 2012. Dynamic cross-cultural competencies and global leadership effectiveness. Journal of World Business, 47(4), 612-622
Chase, J. 2004.Operation Management For Competitive Advantage.10th edition.New York: Mc Graw Hill Companies
Thomson, Orbit. 2012. Teori Organisasi. Palangka Raya : Universitas Palangka Raya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar