A.
Tipe Kepemimpinan
Kartini Kartono
(Dwi:2011) menjelaskan bahwa tipe kepemimpinan terbagi atas:
1.
Tipe Kharismatik
Tipe ini mempunyai
daya tarik dan pembawaan yang luar biasa, sehingga mereka mempunyai pengikut yang jumlahnya besar.
Kesetiaan dan kepatuhan pengikutnya timbul dari kepercayaan terhadap pemimpin
itu. Pemimpin dianggap mempunyai kemampuan yang diperoleh dari kekuatan Yang
Maha Kuasa.
2.
Tipe Paternalistik
Tipe Kepemimpinan
dengan sifat-sifat antara lain;
a.
Menganggap bawahannya
belum dewasa
b.
bersikap terlalu
melindungi
c.
Jarang memberi
kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan
d.
Selalu bersikap maha
tahu dan maha benar.
3.
Tipe Otoriter
Pemimpin tipe
otoriter mempunyai sifat sebagai berikut:
a.
Pemimipin organisasi
sebagai miliknnya
b.
Pemimpin bertindak
sebagai dictator
c.
Cara menggerakkan
bawahan dengan paksaan dan ancaman.
4.
Tipe Militeristik
Dalam tipe ini
pemimpin mempunyai siafat sifat:
a.
menuntut kedisiplinan
yang keras dan kaku
b.
lebih banyak
menggunakan system perintah
c.
menghendaki keputusan
mutlak dari bawahan
d.
Formalitas yang
berlebih-lebihan
e.
Tidak menerima saran
dan kritik dari bawahan
f.
Sifat komunikasi hanya
sepihak
5.
Tipe Demokrasi
Tipe demokrasi
mengutamkan masalah kerja sama sehingga terdapat koordinasi pekerjaan dari
semua bawahan. Kepemimpinan demokrasi menghadapi potensi sikap individu, mau
mendengarkan saran dan kritik yang sifatnya membangun. Jadi pemimpin menitik
beratkan pada aktifitas setiap anggota kelompok, sehingga semua unsure
organisasi dilibatkan dalam akatifitas, yang dimulai penentuan tujuan,,
pembuatan rencana keputusan, disiplin.
Menuru. G.R Terry (Danim: 2010) membagi tipe kepemimpinan
menjadi 6 :
1.
Tipe Kepemimpinan Pribadi ( Personal Leardership)
Dalam sistem kepemimpinan ini, segala tindakan dilakukan
dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk ini dilakukan secara lisan atau
langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin bersangkutan.
2.
Tipe Kepimpinan Nonpribadi (Nonpersonal Leadership)
Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui
bawahan- bawahan atau media nonpribadi, baik rencana, perintah, juga
pengawasan.
3.
Tipe Kepemimpinan Otoriter (Autoritotian Leardership)
Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh- sungguh,
teliti, dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan – peraturan yang berlaku
secara ketat dan instruksi- instruksinya harus ditaati.
4.
Tipe Kepemimpinan Demokratis ( Democratic leadership)
Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai dari
kelompoknya dan bersama- sama dengan kelompoknya dan berusaha bertanggung jawab
tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota ikut serta dalam
segala kegiatan, perencanaan, penyelengaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap
anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam pencapaian tujuan.
5.
Tipe Kepemimpinan Paternalistis (Paternalistis Leadership)
Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat
kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya umtuk memberikan
arahan seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6.
Tipe Kepemimpinan menurut Bakat ( Indogenious leadership)
Biasanya timbul dari kelompok orang- orang informal tempat
mungkin mereka berlatih dengan adanya sistem kompetisi sehingga menimbulkan
klik- klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin
yang mempunyai kelemahan diantara yang ada didalam kelompok tersebut menurut
bidang keahliannya dimana ia ikut berkecimpung.
B. Gaya Kepemimpinan
Rohmat (2006)
menyimpulkan bahwa terdapat enam gaya kepemimpinan yang berdasarkan kepada
kecerdasan emosional, yaitu
1.
Gaya koersif (coercive)
dilakukan dengan
pendekatan “lakukan apa yang saya katakan”, di mana kepatuhan bawahan menjadi
fokus utama.
2.
Gaya otoritatif
(authoritative orvisionary)
dilakukan dengan
pendekatan “mari bersama saya” yang memberikan kejelasan arah dan visi ke mana
organisasi akan menuju.
3.
Gaya afiliatif
(affiliative)
dilakukan dengan
pendekatan dengan sikap mendahulukan dan menciptakan keharmonisan antar orang.
4.
Gaya demokratik
(democratic)
dilakukan dengan
pendekatan manajemen partisipatif yang mendukung dan memberikan kesempatan keterlibatan
sebanyak mungkin dari bawahan, dimana tujuannya adalah membangun komitmen
bawahan dan mendapatkan sebanyak mungkin ide danmasukan dari mereka.
5.
Gaya penentu standar
(pacesetting)
dilakukan dengan
pendekatan “ikuti saya, lakukan apa yang saya lakukan”, yang menetapkan standar
kinerja yang tinggi dan selalu menekankan serta menuntut hal tersebut kepada
bawahan dalampenyelesaian tugas.
6.
Gaya pelatih (coaching)
dilakukan dengan
pendekatanyang menekankan pentingnyapengembangan individu secarajangka panjang.
SUMBER
Danim,
sudarwan. 2010. Kepemimpinan Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Dwi Irawati. 2011. Perkembangan Teori Kepemimpinan: Suatu
Tinjauan Pustaka NO.1– SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
Goleman, McKee, and Boyatzis.2002. Primal Leadership:Realizing the Power of Emotional Intelligence.
New York: Free Press
Rohmat.
2006. Kepemimpinan Pendidikan.Vol.
11|No. 1. Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar