26 Agustus 2018

KENDALI MUTU( TOTAL QUALITY CONTROL)



BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Majunya  perkembangan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  pada  era globalisasi  sekarang  ini  membuat  dunia  terasa  semakin  sempit  karena  segala sesuatunya  dapat  dijangkau  dengan  sangat  mudah.  Adanya  media-media elektronik sebagai alat komunikasi seperti  televisi,  radio maupun internet semakin mempermudah  masuknya  informasi  dari  luar.  Kondisi  semacam  ini  harus diimbangi  dengan  kemampuan  masyarakat  dalam  mengelola  informasi  tersebut. Agar  masyarakat  mampu  menerima  informasi  itu  secara  utuh  dan  mampu menentukan  mana  yang  berdampak  positif  dan  mana  yang  berdampak  negatif. Indonesia  sebagai  salah  satu  negara  dengan  jumlah  penduduk  yan g  terbesar  di dunia harus  cepat tanggap  dengan  hal  semacam  ini.  Besarnya  jumlah penduduk di Indonesia tidak  cukup  menjadi  modal untuk memajukan bangsa jika  tidak disertai dengan  kualitas  yang  memadai.  Salah  satu  cara  untuk  mempersiapkan  dan mencetak SDM  yang berkualitas tinggi adalah melalui proses pendidikan. Proses pendidikan itu tergantung pada TQC

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa Pengertian TQC?
2.      Apa Proses TQC?
3.      Apa Ruang Lingkup TQC?
4.      Apa Dampak TQC  pada keseluruhan organisasi?
5.      Apa Faktor faktor yang menegendalikan mutu?
6.      Apa Pekerjaan kendali mutu?

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian dari TQC.
2.      Untuk mengetahui proses dari TQC
3.      Untuk mengetahui ruang lingkup dari TQC.
4.      Untuk mengetahui dampak TQC pada keseluruha organisasi.
5.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mengendalikan mutu.
6.      Untuk mengetahui seperti apa pekerjaan kendali mutu.


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Total Quality Control.

Pengendalian mutu (Quality Control), atau QC untuk akronimnya, adalah suatu proses yang pada intinya adalah menjadikan entitas sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam kegiatan produksi. Terdapat tiga aspek yang ditekankan pada pendekatan ini, yaitu:
1.      Unsur-unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses-proses yang terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, kriteria integritas dan kinerja, dan identifikasi catatan.
2.      Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi.
3.      Elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya organisasi, motivasi, semangat tim, dan hubungan yang berkualitas.
Lingkup kontrol termasuk pada inspeksi produk, di mana setiap produk diperiksa secara visual, dan biasanya pemeriksaan tersebut menggunakan mikroskop stereo untuk mendapatkan detail halus sebelum produk tersebut dijual ke pasar eksternal. Seseorang yang bertugas untuk mengawasi (inspektur) akan diberikan daftar dan deskripsi kecacatan-kecacatan dari produk cacat yang tidak dapat diterima (tidak dapat dirilis), contohnya seperti keretak atau kecacatan permukaan. Kualitas dari output akan beresiko mengalami kecacatan jika salah satu dari tiga aspek tersebut tidaktercukupi.
Penekanan QC terletak pada pengujian produk untuk mendapatkan produk yang cacat. Dalam pemilihan produk yang akan diuji, biasanya dilakukan pemilihan produk secara acak (menggunakan teknik sampling). Setelah menguji produk yang cacat, hal tersebut akan dilaporkan kepada manajemen pembuat keputusan apakah produk dapat dirilis atau ditolak. Hal ini dilakukan guna menjamin kualitas dan merupakan upaya untuk meningkatkan dan menstabilkan proses produksi (dan proses-proses lainnya yang terkait) untuk menghindari, atau setidaknya meminimalkan, isu-isu yang mengarah kepada kecacatan-kecacatan di tempat pertama, yaitu pabrik. Untuk pekerjaan borongan, terutama pekerjaan-pekerjaan yang diberikan oleh instansi pemerintah, isu-isu pengendalian mutu adalah salah satu alasan utama yang menyebabkan tidak diperbaharuinya kontrak kerja. 
Berikut ini adalah pengertian Pengendalian Mutu (Quality Control) menurut tiga orang ahli yang berbeda:
1.      Menurut Noor Fitrihana Definisi Quality Control (pengendalian mutu) adalah semua usaha untuk menjamin (assurance) agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memuaskan konsumen (pelanggan).
2.      Pengendalian kualitas (Quality Control) menentukan komponen-komponen mana yang rusak dan menjaga agar bahan-bahan untuk produksi mendatang jangan sampai rusak. Pengendalian kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak (Reksohadiprojo, 1995).
3.      Kualitas secara umum adalah membuat produk atau jasa yang tepat pada waktunya, pantas digunakan dalam lingkungan, memiliki zero defacts dan memusakan konsumen (pond,1994).
TQC (Total Quality Control) adalah sistem manajemen yang dinamis yang mengikut sertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan teknik pengendalian kualitas untuk tercapainya kepuasan pelanggan dan yang mengerjakannya. Dasar Total Quality Control adalah mentalitas, kecakapan dan manajemen partisipatif dengan sikap mental yang mengutamakan kualitas kerja. Mentalitas adalah kesediaan bekerja sungguh-sungguh, jujur dan bertanggung jawab melaksanakan pekerjaannya.
Quality Control adalah suatu kegiatan meneliti,  mengembangkan, merancang dan memenuhi kepuasan konsumen, memberi pelayanan yang baik dimana pelaksananya melibatkan seluruh kegiatan dalam perusahaan mulai dari pimpinan teratas sampai karyawan pelaksana (Dr. K. Ishikawa).
Quality Control adalah suatu sistem yang efektif untuk mengintegrasikan kegiatan – kegiatan pemeliharaan dan pengambangan mutu dalam suatu organisasi sehingga dapat diperoleh produksi dan servis dalam tingkat yang paling ekonomis dan memuaskan konsumen (Feightboum).
Quality Control adalah akrivitas memelihara dan memperbaiki produk dan service yang ditawarkan kepada perusahaan, quality control bukan hanya menjadi tanggung jawab begian quality control saja, tetapi seluruh karyawan atau pihak menjadi satu kesatuan memecahkan masalah ini (Ishita Nobuyuki).

B.     Proses Total Quality Control.

1.       Langkah pertama dalam quality control adalah benar – benar mengerti dan memahami keadaan ( kelemahan maupun kelebihan ) yang ada pada diri sendiri.
2.       Selanjutnya adalah mampu mengurangi kesalahan pada diri sendiri.
3.       Setelah menemukan penyebab masalahnya, ambil penyebab nomor 1 dan 2 , buang penyebab nomor 3,4, dan seterusnya.
4.       Jangan hanya melihat hasilnya tetapi check satu – persatu prosesnya.
5.       Check dan yakinkan fakta yang ada di lapangan, dengan produk dan data.
6.       Lakukan pengamatan pada nilai rata – rata dari hasil data, karena bisa saja terjadi ketidak seimbangan nilai rata – rata.
7.       Jangan hanya melakukan penyelidikan, tetapi dari hasil penyelidikan di check satu persatu prosesnya.
8.       Cara bekerja serta urutan bekerja jangan hanya disampaikan secara lisan tetapi sampaikanlah dalam bentuk tulisan.
9.       Kalau melihat sesuatu yang abnormal, segera lakukan action,stop mesin, hubungi maintenance, segera cari penyebabnya dan lakukan tindakan perbaikan.
10.    Jangan sampai kesalahan yang sama terulang kembali.

C.    Ruang Lingkup Total Quality Control

Prinsip yang mendasari pandangan mutu secara terpadu dan perbedaan dasarnya terhadap konsep-konsep lainnya adalah menyediakan keefektifan yang sebenarnya, kendati harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan-kebutuhan mutu pelanggan dan berakhir hanya jika produk telah diterima oleh pelanggan yang merasa puas. Kendali mutu terpadu membimbing terkoordinirnya tindakan-tindakan orang, mesin, dan informasi untuk mencapai tujuan ini.
Penentuan mutu maupun biaya mutu sebenarnya terjadi pada seluruh daur industrial. Inilah sebabnya mengapa kendali mutu yang sebenarnya tidak dapat dicapai dengan berkonsentrasi pada pemeriksaannya saja, atau rancangan produk saja.
Aktifitas kendali mutu terpadu harus ada dalam semua operasi utama yaitu diantaranya : pemasaran, rekayasa rancangan, produksi, hubungan industrial pelayanan, dan bidang-bidang pokok yang serupa. Setiap usaha perbaikan mutu dan pemeliharaan mutu, baik itu berupa perubahan dalam perlengkapan dan tenaga kerja, dalam struktur yang saling berhubungan dalam arus informasi atau dalam manajemen dan pengendalian fungsi-fungsi ini harus memenuhi syarat, baik untuk kontribusi terhadap dirinya maupun kontribusi terhadap keefektifan mutu terpadu.
Seperti pemeriksaan secara tradisional, fungsi kendali mutu dalam pandangan mutu terpadu masih berorientasi pada tanggung jawab untuk menjamin mutu produk yang dikirim, tetapi ruang lingkupnya yang lebih luas menempatkan suatu tambahan utama pada fungsi ini. Kendali mutu menjadi berorientasi pada penjaminan mutu bagi pelanggan pada biaya mutu optimum.
Sebagaimana tema aktifitas pemeriksaan secara tradisional adalah “suku cadang dan produk-produk yang buruk tidak akan lolos”, maka tema pendekatan baru adalah “buatlah mereka benar dari pertama”. Tekanannya adalah pada pencegahan kecacatan sehingga pemeriksaan rutin tidak dibutuhkan terlalu sering. Beban bukti tentang mutu dengan demikian tidak terletak pada pemeriksaaan tetapi pada pendukung dari mutu suku cadang dan produk-produk tersebut yaitu : ahli tehnik perancang, perancang penjualan, manajer, ahli mesin, mandor perakitan, penjual, ahli tehnik pelayanan produk, atau semuanya yang mungkin terlibat.

D.    Dampak TQC  pada keseluruhan organisasi

1.      Bagi Karyawan
a.       Meningkatkan kemampuan karyawan dalam melihat, mengenali, permasalahan, dan mencari alternatif pemecahan
b.      Meningkatkan kemampuan komunikasi dan partisipasi didalam kelompok kerja
c.       Membiasakan berpikir secara analitis dengan menggunakan teknik quality control
d.      Peningkatan daya kreativitas
e.       Peningkatan kepercayaan diri
2.      Bagi Institusi
a.       Pengembangan institusi melalui akumulasi gagasan-gagasan perbaikan
b.      Meningkatkan daya saing barang atau jasa yang dihasilkan
c.       Memperbaiki hubungan institusi dengan karyawan
d.      Partisipasi semua karyawan di dalam membantu terwujudnya tujuan institusi
3.       Bagi Konsumen
a.       Konsumen akan memperoleh barang atau jasa yang bermutu baik
b.      Konsumen akan mendapatkan kepuasan dari barang atau jasa tersebut
c.       Konsumen akan memperoleh barang atau jasa yang memenuhi kesehatan dan keselamatan
d.      Konsumen akan menerima barang sesuai dengan pesanannya
e.       pemerintah akan mendapatkan pajak-pajak

E.     Faktor faktor yang menegendalikan mutu

Dalam pelaksanaan program TQC terdapat dua hal yang harus diperhatikan agar TQC dapat sukses yaitu dari sisi karyawan dan manajer.
1.      Dari sisi karyawan : Menciptakan suasana yang cocok, Saling memberi informasi dan berkomunikasi, Dijadikan program suka rela, Memberi pengarahan dan latihan, Bersikap terbuka dan positif, Menyediakan waktu, sarana, fasilitas dan dana
2.      Dari sisi Manajer : Mengajukan dan menjelaskan program TQC kepada pucuk pimpinan, Menjelaskan tujuan dan hasil yang akan dicapai, mendapatkan dukungan dari pucuk pimpinan.

F.     Pekerjaan kendali mutu

Pekerjaan kendali mutu bersesuaian dengan proses produksi dan jasa, dan salah satu cara pembedaan di antara mereka menunjukkan bahwa ada empat klasifikasi alami di mana mereka terbentuk di dalamnya.
1.        Pengendalian rancangan baru
Dimana usaha kendali mutu pada sebuah produk baru sementara karakteristik kemampuanpasarannya sedang di pilih, parameter-parameter rancangan dan keterandalan sedang di buat dan di buktikan melalui pengujian, proses pembikinan sedang di rencanakan dan di hitung biayanya, dan standar mutu sedang di tentukan. Rancangan-rancangan produk dan proses ditinjau untuk menghapus kemungkinan munculnya sumber gangguan mutu sebelum di mulainya produksi sebenarnya guna meningkatkan kemudahan pemeliharaan dan meniadakan ancaman bagi keterandalan .
Kendali rancangan baru menyertakan pembentukan dan spesifikasi mutu biaya, prestasi, keamanan dan keterandalan yang di perlukan untuk memenuhi kepuasan pelanggan yang di maksudkan, termasuk penghapusan atau pencarian tempat-tempat sumber gangguan mutu yang mungkin sebelum di mulainya produksi formal. Adapun teknik-teknik yang di gunakan dalam kendali rancangan baru yaitu:
a.         Analisis fungsi produksi
b.         Penelitian mutu
c.         Pengujian pemakaian akhir dan lingkungan
d.        Klasifikasi karakteristik mutu
e.         Pembentukan tingkatan mutu
f.          Telaah kemampuan proses
g.         Analisis toleransi
h.         Standar kemudahan pelayanan
i.           Produksi percobaan
2.        Mengendalikan bahan yang masuk
Informasi yang di dapatkan dari prosedur-prosedur kendali rancangan baru memperlihatkan, dalam kaitannya suku cadang dan bahan yang di beli dari penjual, suku cadang dan dimensi yang kritis. Berdasarkan data ini, di lakukan pencekan yang teliti.
Kendali bahan yang masuk menyertakan penerimaan dan peyimpangan, dan peyimpangan pada tingkatan mutu yang paling ekonomis, hanya suku cadang yang mutunya memenuhi persyaratan spesifikasi, dengan penekanan tanggung jawab pada penjual praktik sepenuhmya. Ada tiga fase dalam kendali bahan yang masuk:
a.         Pembentukan survei, tanggung jawab, dan pengawasan yang berorientasi kepada penjual.
b.         Kendali pada bahan dan suku cadang yang di terima dari sumber-sumber luar.
c.         Kendali pada bahan dan suku cadang yang di proses oleh pabrik-pabrik lain dari perusahaan yang sama atau divisi lain dari pabrik tersebut.
3.        Kendali produk atau Mulai memainkan peranan
Sebagaimana pengawas menilai kegiatan produksi, setiap operator di instruksikan agar hati-hati dalam bagian pekerjaannya masing-masing. Kendali produk menyertakan kendali atas produk-produk pada sumber produksinya hingga ke pelayanan lapangan sehingga penyimpangan-penyimpangan dari spesifikasi mutu dapat di koreksi sebelum produk-produk yang cacat atau yang tak sesuai di bikin dan pelayanan yang tepat dapat di pertahankan di lapangan untuk menjamin ketersedian mutu pembeli yang dimaksudkan sepenuhnya.
Adapun tiga fase dalam kendali produk:
a.       Kendali pada pemesinan atau pemrosesan komponen-komponen.
b.      Kendali pada rakitan dan pengemasan tumpukan (batches).
c.       Kendali pada pelayanan produk bagi pelanggan .
4.        Kajian proses khusus
Telaah proses khusus melibatkan penyelidikan dan pengujian untuk menetapkan tempat penyebab terjadinya produk-produk yang tak sesuai, untuk menentukan kemungkinan memperbaiki karakteristik mutu, dan untuk menjamin bahwa perbaikan dan tindakan korektif adalah permanen dan selesai.
Banyak dari telaah ini menyertakan masalah-masalah yang langsung di selesaikan dengan membawa serta individu-individu atau kelompok-kelompok yang tepat untuk bermufakat mengenai perbaikan-perbaikan spesifikasi atau pengulang rancangan perkakas dan fixture. Pada umumnya, pengujian dilakukan untuk menentukan sifat dari tindakan korektif ini. Di bandingkan dengan rancangan sebelumnya, banyak perbaikan dalam mutu dan penurunan kerugian dan biaya di catat pada pengendali ini.
Pengendalian tidak bisa dipisahkan dengan perencanaan. Pimpinan membuat rencana, dan rencana tersebut merupakan standar, artinya sejumlah kegiatan dapat dilakukan dan dapat diukur atau dinilai dengan membandingkan standar dengan kegiatan yang dilakukan. Sistem dan teknik-teknik pengendalian dapat dikembangkan dari perencanaan yang telah diibuat. Pada pengendalian merupakan suatu propses karena terdiri dari rangkaian kegiatan yang sistematis, J.M.Juran (1988:165)  menyatakan pengendalian mutu sebagai proses manajemen yang didalamnya kita:1) mengevaluasi kinerja nyata, 2).membandingkan kinerja nyata dengan tujuan dan 3) mengambil tindakan terhadap perbedaan. Kegiatan pengendalian dilakukan untuk menjaga agar proses kegiatan berjalan sesuai dengan rencana, sehingga tujuan bisa tercapai.Hal ini mengingat tidak selama perilaku personil atau berbagai peristiwa dapat mendukung sesuai dengan harapan atau rencana yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut N.S.Sukmadinata (2006:52) proses pengendalian mutu meliputi:1) perencanaan, yaitu menyusun tujuan dan standar, 2). Pengukuran performansi nyata, 3). Membandingkan performansi hasil pengukuran dengan performansi standar, 4) memperbaiki performansi. Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Boone and Kurtz (dalam Turney1992:242) mengemukakan empat tahap pengendalian:
1.        Establish performance standars based on organisational goals,
2.        Monitor actual performance,
3.        Compare actual performance with planned performance,
4.        Take corrective action, if necessary.
Memperhatikan langkah-langkah pengendalian mutu di atas, jadi pada dasarnya dalam setiap system pengendalian mutu mempunyai empat komponen, hal ini sebagaimana dikemukakan oleh N.Syaodih (2006) yaitu:
1.        alat pengamatan yang menditeksi, mengamati dan mengukur atau menguraikan kegiatan-kegiatan yang dikendalikan.
2.        alat penilai yang mengevaluasi unjuk kerja dari suatu kegiatan.
3.        alat modiifikasi perilaku untuk mengubah unjuk kerja jika diperlukan
4.        alat untuk menyebarluaskan informasi kea lat lain.
Keberhasilan kepala sekolah atau pentgawas dalam pelaksanaan pengendalian mutu, selain harus melakukannya secara sistematis, juga  ada beberapa pra kondisi yang harus diperhatikan dan dipenuhi oleh sekolah. Kondisi ini diwujudkan dalam bentuk sikap, komitmen dan pemikiran dari semua unsure yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Menurut Nanang F  dan Ali(2006) pra kondisi yang harus dipenuhi sekolah, antara lain:
1.         mengubah pola piker sekolah sebagai unit produksi menjadi unit
2.         memfokuskan perhatian pada proses secara sistematik.
3.         menerapkan pola pemikiran/strattegi jangka panjang
4.         mempunyai komitmen yang kuat pada mutu
5.         mementingkan pengembangan sumber daya manusia.
Kepala sekolah atau pimpinan pendidikan lainnnya dalam melaksanakan pengendalian mutu dapat melakukan beberapa cara, salah satu cara yang banyak digunakan dalam pelaksanaan pengendalian mutu adalah model Certo (dalam Sofyan Syafri 2001) yang meliputi (1) pre control-Feedfowerd, yang control yang dilakukan sebelum pekerjaan dimulai, misalnya untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu hanya memilih guru-guru yang memiliki kompetensi yang baik. (2) Concurrent Contrtol, yaitu pengendalaian dilakukan sejalan dengan pelaksanaan pekerjaaan, dan (3) Feedback Control, yaitu mengadakan penilaian atau pengukuran, dan perbaikan setelah kegiatan dilakukan

BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan

Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu dalam bidang pendidikan tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas, daya saing bagi output (lulusan) dengan indikator adanya kompetensi baik intelektual maupun skill serta kompetensi sosial siswa/lulusan yang tinggi. Dalam mencapai hasil tersebut, implementasi TQM di dalam organisasi pendidikan (sekolah) perlu dilakukan dengan sebenarnya tidak dengan setengah hati. Dengan memanfaatkan semua entitas kualitas yang ada dalam organisasi maka pendidikan kita tidak akan jalan di tempat seperti saat ini. Kualitas pendidikan kita berada pada urutan 101 dan masih berada di bawah vietnam yang notabene negara tersebut dapat dikatakan baru saja merdeka dibandingkan dengan kemerdekaan bangsa kita Indonesia. Implementasi TQM di organisasi Pendidikan khususnya negeri memang tidak mudah. Adanya hambatan dalam budaya kerja, unjuk kerja dari guru dan karyawan sangat mempengaruhi. Tidak perlu dipungkiri bahwa budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin pegawai negeri sipil di negara kita ini sangat rendah. Ini sangat mempengaruhi efektifitas implementasi TQM.

B.     Saran

Penulis sadar makalah kami jauh dari kata sempurna, maka dari itu diharapkan kritik yang membangun bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA


AV. Feigenbaum. 1989. Kendali Mutu Terpadu. Jakarta : Erlangga.
AW. Tunggal. 1993. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta : Rineka Cipta.
Edward Sallis. 1993. Total Quality Management In Education.
http://rgumantijaya.blogspot.com/2012/04/total-quality-control.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar