26 Agustus 2018

PRINSIP DAN KONSEP INTI MANAJEMEN MUTU TERPADU


Tuntutan akan lulusan lembaga pendidikan yang bermutu semakin mendesak karena semakin ketatnya persaingan dalam lapangan kerja. Salah satu implikasi globalisasi dalam pendidikan yaitu adanya deregulasi yang membuka peluang lembaga pendidikan (termasuk perguruan tinggi asing) membuka sekolahnya di Indonesia. Oleh karena itu persaingan di pasar kerja akan semakin berat.
Mengantisipasi perubahan-perubahan yang begitu cepat serta tantangan yang semakin besar dan kompleks, tiada jalan lain bagi pemerintah dalam fungsinya sebagai penyelenggara pembangunan di bidang pendidikan dan lembaga-lembaga pendidikan untuk mengupayakan segala cara untuk meningkatkan daya saing lulusan serta produk-produk akademik lainnya, yang antara lain dicapai melalui peningkatan mutu pendidikan. Tata Administrasi Negara (TAN) dan Tata Laksana Pemerintahan (TLP) dalam bidang pendidikan harus dapat menyesuaikan dan menjawab tantangan tersebut.
Dalam hal ini manajemen mutu terpadu dalam kaitannya dengan penyelenggaraan good governance bisa ditempatkan sebagai metodologi atau teknik manajemen untuk mencapai tujuan peningkatan mutu itu sendiri.

1.      Bagaimana konsep inti dari manajemen mutu terpadu?
2.      Apa saja prinsip-prinsip dari Manajemen mutu terpadu?

1.      Untuk memahami tentang konsep inti dari manajemen mutu terpadu.
2.      Untuk memahami apa saja prinsip-prinsip dari Manajemen mutu terpadu.

Manajemen Mutu Terpadu (MMT) adalah filosofi dan sistem untuk pengembangan secara terus menerus (continuous improvement) terhadap jasa atau produk untuk memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Sistem pengembangan secara terus menerus dan kepuasan pelanggan merupakan kalimat yang selalu ada dalam setiap definisi yang dikemukakan pakar terhadap MMT.
Mutu merupakan gagasan dinamis yang sulit untuk dapat disamakan. Di suatu sisi mutu data dipahami sebagai konsep absolut dan pada sisi lain dapat dipahami sebagai konsep yang bersifat relatif.
a.       Konsep Absolut
Mutu sebagai konsep absolut memungkinkan kepala sekolah untuk merumuskan standar maksimal, yang pada kenyataannya akan sulit untuk direalisasikan. Dalam pemahaman seperti ini, kepala sekolah akan berpikir bahwa sekolah yang dipimpin harus selalu menjadi sekolah unggulan baik bertaraf nasional maupun internasional. Mutu akan menjadi simbol status bagi konsumen internal maupun konsumen eksternal, sehingga stakeholder/pemilik akan merasa bangga dan  merasa puas, khususnya bagi orang tua peserta didik.
b.      Konsep Relatif
Mutu sebagai konsep relatif, sangat mengikuti keinginan konsumen. Mutu ditentukan oleh spesifikasi standar yang telah ditetapkan dan selalu disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Mutu pada kondisi sekarang belum tentu menjadi ukuran mutu dimasa yang akan  datang. Kepala sekolah harus bisa merancang kebutuhan masa depan dengan visi dan misi sekolah yang menantang. Untuk itu sekolah harus merumuskan program-programnya terlebih dahulu dengan kejelasan target yang akan dicapai.

Konsep inti dari MMT adalah konsep tentang sistem, manajemen dengan mendasarkan fakta dan proses manajemen yang mendasarkan pada siklus PDCA (Plan, Do, Chek, Action). Namun demikian Sytsma membagi konsep tersebut menjadi dua yaitu konsep inti dan konsep pendukung.
KonsepInti :
  1. Konsep sistem dan analisis sistem.
  2. Variasi proses, termasuk sebab-sebab umum dan variasi sebab-sebab khusus.
  3. Proses pengendalian dengan statistik (statistical process control) dan bagan kontrol untuk mengidentifikasi sebab-sebab khusus.
  4. Siklus PDCA untuk pengembangan secara terus menerus mendasarkan pada analisis variasi sebab-sebab umum.
  5. Alat-alat untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah dan bantuan dalam mengimplementasikan proses yang baru.
Menurut Hadari Nawawi (2005 : 47), bagi organisasi pendidikan, adaptasi manajemen mutu terpadu dapat dikatakan sukses, jika menunjukkan gejala – gejala sebagai berikut :
1.      Tingkat konsistensi produk dalam memberikan pelayanan umum dan pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan peningkatan kualitas SDM terus meningkat.
2.      Kekeliruan dalam bekerja yang berdampak menimbulkan ketidakpuasan dan komplain masyarakat yang dilayani semakin berkurang.
3.      Disiplin waktu dan disiplin kerja semakin meningkat
4.      Inventarisasi aset organisasi semakin sempurna, terkendali dan tidak berkurang/hilang tanpa diketahui sebab – sebabnya.
5.      Kontrol berlangsung efektif terutama dari atasan langsung melalui pengawasan melekat, sehingga mampu menghemat pembiayaan, mencegah penyimpangan dalam pemberian pelayanan umum dan pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
6.      Pemborosan dana dan waktu dalam bekerja dapat dicegah.
7.      Peningkatan ketrampilan dan keahlian bekerja terus dilaksanakan sehingga metode atau cara bekerja selalu mampu mengadaptasi perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai cara bekerja yang paling efektif, efisien dan produktif, sehingga kualitas produk dan pelayanan umum terus meningkat.

Menurut Dean sebagaimana dikutip oleh Ali Djamhuri (2001:8) prinsip umum Manajemen Mutu Terpadu meliputi:
1.      Organisai yang memfokuskan pada ketercapaian kepuasan suatu subjek (Customer Focus Organization) 
Dimana subjek tersebut meliputi peserta didik dalam suatu sekolah. Organisasi dalam hal ini manajemen harus dapat mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya organisasi dan sistem yang ada untuk menciptakan aktivitas terhadap tercapainya kepuasan pelanggan. Tercapainya kepuasan pelanggan meliputi seluruh stakeholders, baik yang berada didalam organisasi maupun di luar organisasi.
2.      Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan merupakan proses untuk mempengaruhi pihak lain untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karenanya pemimpin harus memiliki visi dan misi yang jelas, sehingga keduanya dapat dituangkan dalam kebijakan yang akan diambil.
3.      Keterlibatan seluruh partisipan organisasi (People Organization)
Seluruh komponen di dalam suatu organisasi harus dilibatkan. Artinya seluruh sitivitas organisasi harus selalu berusaha untuk melakukan perbaikan secara terus menerus. Perbaikan bukan hanya dari pihak kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, tetapi semua sivitas sekolah harus memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan. Dengan kata lain semua sivitas sekolah harus dilibatkan dalam upaya memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada para peserta didik.
4.      Pendekatan yang menekankan pada perbaikan proses (Process Approach)
Kurangnya dukungan sistem informasi dan alat ukur keberhasilan MMT berasumsi bahwa output akhir suatu organisasi tidak semata-mata dilihat secara parsial, tetapi suatu proses yang panjang. Proses tersebut dilakukan secara sadar oleh setiap individu. Kegiatan tersebut juga dilakukan saling terkait satu dengan lainnya sehingga menghasilkan output organisasi. Jelasnya tamatan atau lulusan bukan semata-mata produk tenaga akademik, atau karyawan sajak, tetapi menyangkut proses yang melibatkan tenaga akademik, karyawan, kepala sekolah, murid, orang tua, pemerintah, dunia usaha, dan  masyarakat luas, yang tentu saja proporsinya berbeda satu sama lainnya.
5.      Penerapan manajemen dengan menggunakan pendekatan sistem (System Approach)
Dalam konteks organisasi, upaya menyempurnakan proses tertentu harus dikaitkan dengan proses lainnya. Oleh karena pihak-pihak yang terkait dengan proses tersebut merupakan tangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Tuntutan peningkatan kualitas pembelajaran tidak dapat dilakukan oleh tenaga pengajar semata, tetapi harus pula melibatkan aspek ketatausahaan, kepemimpinan, fassilitas, dan penciptaan organisasi yang optimal atau mendukung.
6.      Langkah perbaikan yang dilakukan secara terus menerus (Continual Improvement atau Kaizen)
Inti perbaikan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan adalah adanya human resources empowerment baik bagi tenaga edukatif maupun administratif. Realitas menunjukkan belum seluruhnya pemimpin organisasi menyadari arti pentingnya pemberdayaan tenaga akademik dan administratif. Para pimpinan sering lebih mementingkan pengembangan fasilitas. Hal ini ditunjukkan oleh adanya anggaran pendidikan dan pelatihan untuk kedua tenaga tersebut setidak-tidaknya kurang berimbang dibandingkan dengan anggaran pembangunan fisik.
7.      Penerapan pengembilan keputusan didasarkan fakta (Factual Apprecision Making)
Manajemen Mutu Terpadu-MMT berdasarkan pada kepuasan peserta didik. Oleh karenanya maka orientasi MMT harus mendasarkan pada fakta yang diinginkan oleh peserta didik. Pada sisi lain kepuasan berkaitan dengan kualitas. Implikasinya kualitas kepuasan tersebut harus dapat diukur dan dapat dilakukan monitoring setiap saat. Dengan demikian, pemimpin organisasi harus dapat menciptakan dan mengembangkan alat ukur sebagai keberhasilan suatu lembaga.

Dr. Edward deming mengembangkan 14 prinsip yang mengambarkan apa yang dibutuhkan madrasah untuk mengembangkan budaya mutu. Hal ini didasarkan pada kegiatan yang dilakukan sekolah menengah kejuruan tehnik regional 3 di Lincoln, maine dan soundwell college di Bristol, inggris. Kedua sekolah tersebut dapat mencapai sasaran yang sidah digariskan dalam butir-butir tersebut mampu memperbaiki outcame siswa dan administratif. 14 prinsip itu adalah sebagai berikut:
1.      Menciptakan konsistensi tujuan, yaitu untuk memperbaiki layanan dan siswa dimaksudkan untuk menjadikan madrasah sebagai madrasah yang kompetitif dan berkelas dunia
2.      Mengadopsi filosofi mutu total, setiap orang harus mengikuti prinsip-prinsip mutu
3.      Mengurangi kebutuhan pengajuan, mengurangi kebutuhan pengajuan dan inspeksi yang berbasis produksi massal dilakukan dengan membangun mutu dalam layanan pendidikan. Memberikan lingkungan belajar yang menghasilkan kinerja siswa yang bermutu
4.      Menilai bisnis sekolah dengan cara baru, nilailah bisnis sekolah dengan meminimalkan biaya total pendidikan.
5.      Memperbaiki mutu dan produktivitas serta mengurangi biaya, memperbaiki mutu dan produktivitas sehingga mengurangi biaya, dengan mengembangkan proses “rencanakan/periksa/ubah”.
6.      Belajar sepanjang hayat, mutu diawali dan diakhiri dengan latihan. Bila anda mengharapkan orang mengubah cara berkerja mereka, anda mesti memberikan mereka perangkat yang diperlukan untuk mengubah proses kerja mereka.
7.      Kepemimpinan dalam pendidikan, merupakan tanggung jawab manajemen untuk memeberikan arahan. Para manajer dalam pendidikan mesti mengembangkan visi dan misi untuk wilayah. Visi dan misi harus diketahui dan didukung oleh para guru, orang tua dan komunitas
8.      Mengeliminasi rasa takut, ciptakan lingkungan yang akan mendorong orang untuk bebas bicara
9.      Mengelinimasi hambatan keberhasilan, manajemen bertanggung jawab untuk menghilangkan hambatan yang menghalangi orang mencapai keberhasilan dalam menjalankan keberhasilan
10.  Menciptakan budaya mutu, ciptakanlah budaya mutu yang mengembangkan tanggung jawab pada setiap orang
11.  Perbaikan proses, tidak ada proses yang pernah sempurna, karena itu carilah cara terbaik, proses terbaik, terapkan tanpa pandang bulu.
12.  Membantu siswa berhasil, hilangkan rintangan yang merampok hak siswa, guru atau administator untuk memiliki rasa bangga pada hasil karyanya
13.  Komitmen, manajemen mesti memiliki komitmen terhadap budaya mutu
14.  Tanggung jawab, berikan setiap orang disekolah untuk bekerja menyelesaikan transformasi mutu.



Manajemen Mutu Terpadu (MMT) adalah filosofi dan sistem untuk pengembangan secara terus menerus (continuous improvement) terhadap jasa atau produk untuk memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Sistem pengembangan secara terus menerus dan kepuasan pelanggan merupakan kalimat yang selalu ada dalam setiap definisi yang dikemukakan pakar terhadap MMT.
Beberapa prinsip manajemen mutu terpadu:
1.      Organisai yang memfokuskan pada ketercapaian kepuasan suatu subjek (Customer Focus Organization) 
2.      Kepemimpinan (Leadership)
3.      Keterlibatan seluruh partisipan organisasi (People Organization)
4.      Pendekatan yang menekankan pada perbaikan proses (Process Approach)
5.      Penerapan manajemen dengan menggunakan pendekatan sistem (System Approach)
6.      Langkah perbaikan yang dilakukan secara terus menerus (Continual Improvement atau Kaizen)
7.      Penerapan pengembilan keputusan didasarkan fakta (Factual Apprecision Making)

Untuk mencapau sebuah mutu yang di inginkan lembaga pendidikan tidak boleh melupakan prinsip-prinsip dalam manajemen mutu terpadu karena prinsip MMT adalah bagian penting dalan pelaksanaan MMT.

Widodo, Suparno Eko. 2011. Manajemen Mutu Pendidikan. Jakarta: Ardadizya Jaya.
Sudiyono. 2004. Manajemen Pendidikan Tinggi. Jakarta: Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar