Tuntutan akan
lulusan lembaga pendidikan yang bermutu semakin mendesak karena semakin
ketatnya persaingan dalam lapangan kerja. Salah satu implikasi globalisasi
dalam pendidikan yaitu adanya deregulasi yang membuka peluang lembaga
pendidikan (termasuk perguruan tinggi asing) membuka sekolahnya di Indonesia.
Oleh karena itu persaingan di pasar kerja akan semakin berat.
Mengantisipasi
perubahan-perubahan yang begitu cepat serta tantangan yang semakin besar dan
kompleks, tiada jalan lain bagi pemerintah dalam fungsinya sebagai
penyelenggara pembangunan di bidang pendidikan dan lembaga-lembaga pendidikan
untuk mengupayakan segala cara untuk meningkatkan daya saing lulusan serta produk-produk
akademik lainnya, yang antara lain dicapai melalui peningkatan mutu pendidikan.
Tata Administrasi Negara (TAN) dan Tata Laksana Pemerintahan (TLP) dalam bidang
pendidikan harus dapat menyesuaikan dan menjawab tantangan tersebut.
Dalam hal ini
manajemen mutu terpadu dalam kaitannya dengan penyelenggaraan good
governance bisa ditempatkan sebagai metodologi atau teknik manajemen untuk
mencapai tujuan peningkatan mutu itu sendiri.
1. Bagaimana
konsep inti dari manajemen mutu terpadu?
2. Apa
saja prinsip-prinsip dari Manajemen mutu terpadu?
1. Untuk
memahami tentang konsep inti dari manajemen mutu terpadu.
2. Untuk
memahami apa saja prinsip-prinsip dari Manajemen mutu terpadu.
Manajemen Mutu Terpadu (MMT) adalah filosofi dan
sistem untuk pengembangan secara terus menerus (continuous improvement)
terhadap jasa atau produk untuk memenuhi kepuasan pelanggan (customer
satisfaction). Sistem pengembangan secara terus menerus dan kepuasan
pelanggan merupakan kalimat yang selalu ada dalam setiap definisi yang
dikemukakan pakar terhadap MMT.
Mutu merupakan gagasan dinamis yang sulit untuk dapat disamakan. Di suatu
sisi mutu data dipahami sebagai konsep absolut dan pada sisi lain dapat
dipahami sebagai konsep yang bersifat relatif.
a.
Konsep
Absolut
Mutu sebagai konsep absolut memungkinkan kepala sekolah untuk merumuskan
standar maksimal, yang pada kenyataannya akan sulit untuk direalisasikan. Dalam
pemahaman seperti ini, kepala sekolah akan berpikir bahwa sekolah yang dipimpin
harus selalu menjadi sekolah unggulan baik bertaraf nasional maupun
internasional. Mutu akan menjadi simbol status bagi konsumen internal maupun
konsumen eksternal, sehingga stakeholder/pemilik akan merasa bangga dan merasa puas, khususnya bagi orang tua peserta
didik.
b.
Konsep
Relatif
Mutu
sebagai konsep relatif, sangat mengikuti keinginan konsumen. Mutu ditentukan
oleh spesifikasi standar yang telah ditetapkan dan selalu disesuaikan dengan
kebutuhan pelanggan. Mutu pada kondisi sekarang belum tentu menjadi ukuran mutu
dimasa yang akan datang. Kepala sekolah
harus bisa merancang kebutuhan masa depan dengan visi dan misi sekolah yang
menantang. Untuk itu sekolah harus merumuskan program-programnya terlebih
dahulu dengan kejelasan target yang akan dicapai.
Konsep inti dari MMT
adalah konsep tentang sistem, manajemen dengan mendasarkan fakta dan proses
manajemen yang mendasarkan pada siklus PDCA (Plan, Do, Chek, Action). Namun
demikian Sytsma membagi konsep tersebut menjadi dua yaitu konsep
inti dan konsep pendukung.
KonsepInti :
- Konsep sistem dan analisis sistem.
- Variasi proses, termasuk sebab-sebab umum dan variasi sebab-sebab khusus.
- Proses pengendalian dengan statistik (statistical process control) dan bagan kontrol untuk mengidentifikasi sebab-sebab khusus.
- Siklus PDCA untuk pengembangan secara terus menerus mendasarkan pada analisis variasi sebab-sebab umum.
- Alat-alat untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah dan bantuan dalam mengimplementasikan proses yang baru.
Menurut Hadari Nawawi (2005 : 47), bagi organisasi
pendidikan, adaptasi manajemen mutu terpadu dapat dikatakan sukses, jika
menunjukkan gejala – gejala sebagai berikut :
1.
Tingkat konsistensi produk dalam memberikan
pelayanan umum dan pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan peningkatan
kualitas SDM terus meningkat.
2.
Kekeliruan dalam bekerja yang
berdampak menimbulkan ketidakpuasan dan komplain masyarakat yang dilayani
semakin berkurang.
3.
Disiplin waktu dan disiplin kerja
semakin meningkat
4.
Inventarisasi aset organisasi
semakin sempurna, terkendali dan tidak berkurang/hilang tanpa diketahui sebab –
sebabnya.
5.
Kontrol berlangsung efektif terutama
dari atasan langsung melalui pengawasan melekat, sehingga mampu menghemat
pembiayaan, mencegah penyimpangan dalam pemberian pelayanan umum dan
pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
6.
Pemborosan dana dan waktu dalam
bekerja dapat dicegah.
7.
Peningkatan ketrampilan dan keahlian
bekerja terus dilaksanakan sehingga metode atau cara bekerja selalu mampu
mengadaptasi perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai
cara bekerja yang paling efektif, efisien dan produktif, sehingga kualitas
produk dan pelayanan umum terus meningkat.
Menurut Dean sebagaimana dikutip oleh Ali Djamhuri
(2001:8) prinsip umum Manajemen Mutu Terpadu meliputi:
1. Organisai yang
memfokuskan pada ketercapaian kepuasan suatu subjek (Customer Focus
Organization)
Dimana
subjek tersebut meliputi peserta didik dalam suatu sekolah. Organisasi
dalam hal ini manajemen harus dapat mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber
daya organisasi dan sistem yang ada untuk menciptakan aktivitas terhadap
tercapainya kepuasan pelanggan. Tercapainya kepuasan pelanggan meliputi seluruh
stakeholders, baik yang berada didalam organisasi maupun di luar
organisasi.
2. Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan merupakan proses untuk
mempengaruhi pihak lain untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karenanya
pemimpin harus memiliki visi dan misi yang jelas, sehingga keduanya dapat
dituangkan dalam kebijakan yang akan diambil.
3. Keterlibatan
seluruh partisipan organisasi (People Organization)
Seluruh komponen di dalam suatu
organisasi harus dilibatkan. Artinya seluruh sitivitas organisasi harus selalu
berusaha untuk melakukan perbaikan secara terus menerus. Perbaikan bukan hanya
dari pihak kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, tetapi semua sivitas
sekolah harus memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan. Dengan kata lain semua
sivitas sekolah harus dilibatkan dalam upaya memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya kepada para peserta didik.
4. Pendekatan yang
menekankan pada perbaikan proses (Process Approach)
Kurangnya dukungan sistem informasi
dan alat ukur keberhasilan MMT berasumsi bahwa output akhir suatu
organisasi tidak semata-mata dilihat secara parsial, tetapi suatu proses yang
panjang. Proses tersebut dilakukan secara sadar oleh setiap individu. Kegiatan
tersebut juga dilakukan saling terkait satu dengan lainnya sehingga
menghasilkan output organisasi. Jelasnya tamatan atau lulusan bukan
semata-mata produk tenaga akademik, atau karyawan sajak, tetapi menyangkut
proses yang melibatkan tenaga akademik, karyawan, kepala sekolah, murid, orang
tua, pemerintah, dunia usaha, dan
masyarakat luas, yang tentu saja proporsinya berbeda satu sama lainnya.
5. Penerapan
manajemen dengan menggunakan pendekatan sistem (System Approach)
Dalam konteks organisasi, upaya
menyempurnakan proses tertentu harus dikaitkan dengan proses lainnya. Oleh
karena pihak-pihak yang terkait dengan proses tersebut merupakan tangkaian yang
tidak dapat dipisahkan. Tuntutan peningkatan kualitas pembelajaran tidak dapat
dilakukan oleh tenaga pengajar semata, tetapi harus pula melibatkan aspek
ketatausahaan, kepemimpinan, fassilitas, dan penciptaan organisasi yang optimal
atau mendukung.
6. Langkah
perbaikan yang dilakukan secara terus menerus (Continual Improvement atau
Kaizen)
Inti perbaikan yang dilakukan secara
terus menerus oleh pimpinan adalah adanya human resources empowerment
baik bagi tenaga edukatif maupun administratif. Realitas menunjukkan belum
seluruhnya pemimpin organisasi menyadari arti pentingnya pemberdayaan tenaga
akademik dan administratif. Para pimpinan sering lebih mementingkan
pengembangan fasilitas. Hal ini ditunjukkan oleh adanya anggaran pendidikan dan
pelatihan untuk kedua tenaga tersebut setidak-tidaknya kurang berimbang
dibandingkan dengan anggaran pembangunan fisik.
7. Penerapan
pengembilan keputusan didasarkan fakta (Factual Apprecision Making)
Manajemen Mutu Terpadu-MMT
berdasarkan pada kepuasan peserta didik. Oleh karenanya maka orientasi MMT
harus mendasarkan pada fakta yang diinginkan oleh peserta didik. Pada sisi lain
kepuasan berkaitan dengan kualitas. Implikasinya kualitas kepuasan tersebut
harus dapat diukur dan dapat dilakukan monitoring setiap saat. Dengan
demikian, pemimpin organisasi harus dapat menciptakan dan mengembangkan alat
ukur sebagai keberhasilan suatu lembaga.
Dr. Edward
deming mengembangkan 14 prinsip yang mengambarkan apa yang dibutuhkan madrasah
untuk mengembangkan budaya mutu. Hal ini didasarkan pada kegiatan yang
dilakukan sekolah menengah kejuruan tehnik regional 3 di Lincoln, maine dan
soundwell college di Bristol, inggris. Kedua sekolah tersebut dapat mencapai
sasaran yang sidah digariskan dalam butir-butir tersebut mampu memperbaiki outcame siswa dan administratif. 14
prinsip itu adalah sebagai berikut:
1.
Menciptakan konsistensi tujuan, yaitu untuk memperbaiki layanan dan siswa
dimaksudkan untuk menjadikan madrasah sebagai madrasah yang kompetitif dan
berkelas dunia
2.
Mengadopsi filosofi mutu total, setiap orang harus mengikuti prinsip-prinsip mutu
3.
Mengurangi kebutuhan pengajuan, mengurangi kebutuhan pengajuan dan inspeksi yang
berbasis produksi massal dilakukan dengan membangun mutu dalam layanan
pendidikan. Memberikan lingkungan belajar yang menghasilkan kinerja siswa yang
bermutu
4.
Menilai bisnis sekolah dengan cara baru, nilailah bisnis sekolah dengan meminimalkan biaya
total pendidikan.
5.
Memperbaiki mutu dan produktivitas serta mengurangi
biaya, memperbaiki
mutu dan produktivitas sehingga mengurangi biaya, dengan mengembangkan proses
“rencanakan/periksa/ubah”.
6.
Belajar sepanjang hayat, mutu diawali dan diakhiri dengan latihan. Bila anda
mengharapkan orang mengubah cara berkerja mereka, anda mesti memberikan mereka
perangkat yang diperlukan untuk mengubah proses kerja mereka.
7.
Kepemimpinan dalam pendidikan, merupakan tanggung jawab manajemen untuk memeberikan
arahan. Para manajer dalam pendidikan mesti mengembangkan visi dan misi untuk
wilayah. Visi dan misi harus diketahui dan didukung oleh para guru, orang tua
dan komunitas
8.
Mengeliminasi rasa takut, ciptakan lingkungan yang akan mendorong orang untuk
bebas bicara
9.
Mengelinimasi hambatan keberhasilan, manajemen bertanggung jawab untuk menghilangkan
hambatan yang menghalangi orang mencapai keberhasilan dalam menjalankan
keberhasilan
10.
Menciptakan budaya mutu, ciptakanlah budaya mutu yang mengembangkan tanggung
jawab pada setiap orang
11.
Perbaikan proses, tidak ada proses yang pernah sempurna, karena itu carilah cara terbaik,
proses terbaik, terapkan tanpa pandang bulu.
12.
Membantu siswa berhasil, hilangkan rintangan yang merampok hak siswa, guru
atau administator untuk memiliki rasa bangga pada hasil karyanya
13.
Komitmen, manajemen mesti memiliki komitmen terhadap budaya mutu
14.
Tanggung jawab, berikan setiap orang disekolah untuk bekerja menyelesaikan transformasi
mutu.
Manajemen Mutu Terpadu (MMT) adalah filosofi dan
sistem untuk pengembangan secara terus menerus (continuous improvement)
terhadap jasa atau produk untuk memenuhi kepuasan pelanggan (customer
satisfaction). Sistem pengembangan secara terus menerus dan kepuasan
pelanggan merupakan kalimat yang selalu ada dalam setiap definisi yang dikemukakan
pakar terhadap MMT.
Beberapa prinsip manajemen mutu terpadu:
1. Organisai yang
memfokuskan pada ketercapaian kepuasan suatu subjek (Customer Focus
Organization)
2. Kepemimpinan (Leadership)
3. Keterlibatan
seluruh partisipan organisasi (People Organization)
4. Pendekatan yang
menekankan pada perbaikan proses (Process Approach)
5. Penerapan
manajemen dengan menggunakan pendekatan sistem (System Approach)
6. Langkah
perbaikan yang dilakukan secara terus menerus (Continual Improvement atau
Kaizen)
7. Penerapan
pengembilan keputusan didasarkan fakta (Factual Apprecision Making)
Untuk
mencapau sebuah mutu yang di inginkan lembaga pendidikan tidak boleh melupakan
prinsip-prinsip dalam manajemen mutu terpadu karena prinsip MMT adalah bagian
penting dalan pelaksanaan MMT.
Widodo, Suparno Eko. 2011. Manajemen Mutu Pendidikan. Jakarta: Ardadizya
Jaya.
Sudiyono. 2004. Manajemen Pendidikan Tinggi. Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar