“Hakikat Belajar”
Resume
Di
ajukan dalam rangka melengkapi tugas individu
M.K Belajar dan Pembelajaran
OLEH :
DEWI WAHYUNI
(1204501)
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS IlMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
Pertemuan minggu 1
Hakikat
Belajar
1.
Batasan
Tentang Belajar
Rumusan tentang apa yang dimaksud
dengan belajar cukup bervariasi. Perbedaan tersebut tentu saja diwarnai atas
perbedaan pandangan dan tekanan masing-masing. Belajar
merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan
belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan
proses pendidikan.
Belajar adalah proses atau usaha yang
dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik
dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif
sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah
dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah,
dan di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana
saja. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai
tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu
terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
1. Menurut
Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching & Media-A
systematic Approach (1971) dalam Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa “belajar
adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat
diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati
atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat
diamati”.
2. Menurut
Gagne dalam Whandi (2007) belajar di definisikan sebagai “suatu proses dimana
suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman”. Slameto (2003: 5)
menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.
3. Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2010 :35)
menyimpulkan bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu
dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh
tujuan tertentu”.
4. W. H. Buston memandang belajar
sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu dan individu dengan
lingkungannya. Buston berpendapat bahwa unsur utama dalam belajar adalah
terjadinya perubahan pada seseorang. Perubahan tersebut menyangkut aspek
kepribadian yang tercermin dari perubahan yang bersangkutan, yang tentu juga
bersamaan dengan interaksinya dengan lingkungan dimana dia berada.
5. J. Neweg melihat dari dimensi yang dapat
berbeda. Dia menganggap bahwa belajar adalah suatu proses dimana prilaku
seseorang mengalami perubahan sebagai akibat pengalaman unsur. Paling tidak ada
tiga unsur yang terkandung pemberian Neweg.
Pertama dia melihat belajar itu sebagai suatu proses yang terajadi dalam
diri seseorang.sebagai suatu proses berarti ada tahap-tahap yang dilalui
seseorang. Unsur kedua ialah pengalaman. Belajar itu baru akan terjadi kalau
proses seperti yang disebutkan terdahulu dialami sendiri oleh yang
bersangkutan. Belajar itu pada dasarnya mengalami, learning by experiensi.
Unsur ketiga ialah perubahan prilaku. Muara dari proses yang dialami seseorang
itu ialah terjadinya perubahan prilaku pada yang bersangkutan.
6. Skiner berpendapat agak lain, dia
berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada seseorang yang belajar
maka responnya akan menjadi lebih baik. Sebaliknya bila tidak belajar,
responnya menjadi menurun. Dalam hal ini dia menemukan :
i.
Adanya kesempatan peristiwa yang menimbulkan respon si
pembelajar.
ii.
Responsi belajar
iii.
Konseuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Dapat
disimpulkan bahwa Skiner menekankan belajar pada penguasaan keterampilan oleh
seseorang melalui latihan.
7. Sagne berpendapat bahwa belajar
adalah proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati
pengolahan informasi men-jadi kopabilitas baru, berupa keterampilan,
pengetahuan, sikap dan nilai. Dia melihat, bahwa timbulnya kopibilitas baru itu
sebagai hasil dari :
i.
Stimulasi yang berasal dari lingkungan.
ii.
Proses kognitif yang dilakukan oleh individu.
8. Dengan
demikian dapat disimpulkan Belajar adalah perubahan tingkah laku pada
individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan
penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan,
sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat
dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju
perkembangan pribadi manusia seutuhnya.
Dari
batasan-batasan yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan bah-wa paling tidak
ada 2 unsur penting yang terkandung dalam konsep belajar yaitu : mengalami dan
perubahan.
i.
Mengalami.
Belajar adalah suatu atau
serangkaian aktifitas yang dialami seseorang melalaui interaksinya dengan
lingkungan. Interaksi tersebut mungkin berawal dari faktor yang berasal dalam
atau dari luar diri sendiri. Dengan terjadinya interaksi dengan lingkungan,
akan menyebabkan munculnya proses penghayatan dalam diri individu tersebut,
akan memungkinkan terjadinya perubahan pada yang bersangkutan.unsur mengalami
ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, karena dia merupakan salah satu
prinsip utama dalam proses belajar dan pembelajaran, paling tidak menurut
pandangan para ahli modern.
ii.
Perubahan dalam diri seseorang.
Proses yang dialami seseorang baru
dikatakan mempunyai makna belajar, akan menghasilkan perubahan dalam diri yang
bersangkutan, esensi dari perubahan ialah adanya yang baru. Dia mungkin bahagia
dapat menyelesaikan diri dengan lebih baik, dapat menjaga kesehatan dengan
lebih baik, atau dapat menulis dan berbicara dengan efectif. Perlu dicatat
perubahan yang dimaksud harus bersifat normatif. Perubahan dalam belajar harus
mengarah kepada dan sesuai dengan norma-norma atau nilai-nilai yang berhubungan
dianut oleh masyarakat.
Dari unsur diatas dapat disimpulkan
bahwa belajar secara umum dirumuskan sebagai : Perubahan dalam diri seseorang
yang dapat dinyatakan dengan adanya penguasaan pola sambutan yang baru, berupa
pemahaman, keterampilan dan sikap.
2. Ciri – ciri belajar
Berdasarkan rumusan diatas dapat
dikatakan bahwa belajar itu diartikan dalam arti yang luas, meliputi
keseluruhan proses perubahan pada individu. Perubahan itu meliputi keseluruhan topik
kepribadian, intelek maupun sikap, baik yang tampak maupun yang tidak. Oleh
karena itu tidaklah tepat kalau belajar itu diartikan sebagai “ungkapan atau
membaca pelajaran” maupun menyimpulkan pengetahuan atau informasi. Selain dari
itu, belajar juga tidak dapat diartikan sebagai terjadinya perubahan dalam diri
individu sebagai akibat dari kematangan, pertumbuhan atau insting. Untuk
mendapatkan pengalaman yang lebih lengkap tentang pengertian belajar tersebut,
maka berikut ini dikemukakan beberapa ciri-ciri penting dari konsep tersebut :
a. Perubahan yang bersifat fungsional.
Perubahan yang terjadi pada ospek kepribadian seseorang mempunyai dampak
terhadap perubahan selanjutnya.
b. Belajar adalah perbuatan yang sudah
mungkin sewaktu terjadinya prioritas.
c. Belajar terjadi melalui pengalaman
yang bersifat individual.
d. Perubahan yang terjadi bersifat
menyeluruh dan terintegrasi.
e. Belajar adalah proses interaksi.
f. Perubahan berlangsung dari yang
sederhana ke arah yang lebih kompleks.
3.
Unsur-unsur dalam belajar.
Prilaku belajar merupakan prilaku
yang konplek, karena banyak unsur yang terlibat didalamnya, diantaranya :
a. Tujuan.
Dasar dari aktifitas belajar ialah untuk memenuhi kebutuhan
yang dirasakan oleh yang bersangkutan. oleh karena itu prilaku belajar
mempunyai tujuan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi dalam rangka memenuhi
kebutuhannya.
b. Pola respon dan kemampuan yang
dimiliki.
Setiap individu memiliki pola respon yang dapat digunakan
saat menghadapi situasi belajar, dia mempunyai cara merespon tersendiri dan hal
itu berkaitan erat dengan kesiapannya.
c. Situasi belajar.
Situasi yang dihadapi mengandung berbagai alternatif yang
dapat dipilih.
d. Penafsiran
terhadap situasi.
Dalam menghadapi situasi, individu harus menentukan tindakan
, mana yang akan diambil, mana yang harus dihindari dan mana yang paling aman.
Mana yang akan diambil tentu saja didasarkan pada penafsiran yagn bersangkutan
terhadap situasi yang dihadapi.
e. Reaksi atau
respon.
Setelah pilihan dinyatakan, maka yang dapat dilakukan
seseorang da-lam memenuhi kebutuhannya yaitu :
ü Situasi dihadapi secara instinktif.
Yang dimaksud dengan instinktif cara-cara bertindak atau
kepandaian yang dimiliki seseorang yang diperoleh dari kredity. Prilaku yang
demikian tidak diperoleh melalui usaha belajar atau pengalaman dan oleh karena
itu tidak mengalami perubahan seperti halnya makhluk lain, manusia juga telah
dilengkapi dengan berbagai instink yang untuk hal-hal tertentu sudah dapat
membantu yang bersangkutan dalam memenuhi kebutuhannya.
ü Situasi dihadapi secara kapitual.
Adakalanya tindakan instinktif tidak mangkus, sehingga
persoalan tidak terpecahkan. Dalam keadaan yang demikian maka muncul mekanisme
yang kedua, yaitu situasi dihadapi dengan prilaku kebiasaan. Sifat kebiasaan
ialah seragam dan berlangsung secara otomatis. karena sifatnya yang seragam dan
berlangsung secara otomatis, jadi tidak terjadi perubahan, maka pada tahap ini
perilaku yang bersangkutan tidak merupakan aktifitas belajar, namun demikian
tidak disangkal proses terbentuknya kebiasaan pada awalnya memang melalui
Proses belajar.
c.
Situasi dihadapi secara rasional.
dengan cara menggosok-gosok tersebut
benda kecil itu dapat keluar, Andaikata maka anda merasa puas, persoalan
terpecahkan. Namun sering terjadi bahwa cara yang sudah terbiasa tersebut tidak
dapat memecahkan persoalan. Kalau demikian yang terjadi maka muncul mekanisme
yang ketiga. Situasi akan dihadapi secara rasional dalam keadaan yang seperti
itu perlu dicari cara pemecahan yang baru. Untuk itu yang bersangkutan perlu
lebih memahami situasi yang dihadapi. Kemudian alternatif lain akan perlu
diinventarisis. Sebagai alternatif perlu dikaji kelebihan dan kekurangannya.
d.
Situasi dihadapi secara emosional.
Dapat
terjadi bahwa cara-cara yang telah dikemukakan diatas tidak tepat dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam keadaan yang demikian maka situasi akan
dihadapi secara emosional. Sesungguhnya kita perlu belajar untuk mencintai
seseorang dan menumbuh kembangkannya. Kita perlu belajar bagaimana caranya
untuk menyenangi seseorang dan untuk mendapatkan belas kasihan dari orang
lain.
Sumber
:
Nirwana,
Herman dkk. 2008. Bahan Ajar Belajar dan Pembelajaran. Padang: UNP Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar