by Loli Via Handayani
“Ini pertama kalinya gue nginjakin kaki di tempat ini. Loe pasti
bertanya-tanya, asking-asking, gue
ada di mana. Sejujurnya gue juga gak tahu gue di mana, tapi waktu itu di sana
gelap banget guys, lantainya becek,
dindingnya dingin, terus ada suara air”.“Yah elah itu mah WC bego!”Sontak kawanan siswa kelas XII IPA 1 SMA Kondang Jaya ngakak di
pojokan kelas. Kebetulan mereka dapat rezeki free class hari ini, jadi sebagai siswa rajin mereka
memanfaatkannya untuk berbagai macam kegiatan. Seperti mendiskusikan orang
lain, ngupil, jambak-jambakan, pacaran, atau bikin konser mini galau yang
peserta tetapnya para jomblo dan new membernya para bocah yang baru patah hati.
Maklumlah teenager getooohh.Kenalin nama gue, Patrisia atau sebut saja “Mawar”. Karena kebetulan
nama lengkap gue Patrisia Mawarni. Gue salah satu penghuni kelas ajib ini. Gue
masuk dalam kawanan yang letaknya di pojokan kelas nge-drama, ngocol, dan
gila-gilaan bareng brothers gue si Lukman
Syahreza, yang biasa gue panggil “lutung” karena dia lebih mirip lutung
ketimbang manusia. Kalo loe tanya lutung itu apa, gue juga gak tahu, mungkin
itu sejenis makanan dari segi tiga Bermuda. Si Koko Indrawan, karena dia demen
banget makan sambel jengkol pake terong maka lahirlah nama “Kojet” koko doyan jengkol terong. Dan terakhir
si Endra Kusuma, gue sering panggil dia “Endes” soalnya dia nge fans banget
sama soimah. Kami berempat anak sok cool
dan geblek yang merantau di ibu kota.
Lukman dari Malang, Koko dari Riau, Endra dari Ambon, gue sendiri dari
Palembang dan kami ketemu di Monas. Loe enggak perlu tahu gimana ceritanya
ketemu di monas, karena gue tahu loe anggak bakal percaya cerita yang bakal gue
karang.Hari ini matahari bersinar dengan sumringahnya, Kojet udah megap-megap kaya ikan kehabisan oksigen
habis dihukum gara-gara enggak bikin
PR Matematika dari pak Borang. Gue ngakak aja liatin dia dari dalam kelas. Lutung
enggak masuk hari ini, akibat disapa flu dari kemaren. Endes asik ngupil di
kursinya. Pikiran gue menerawang jauh sekarang, enggak kerasa masa putih
abu-abu sebentar lagi usai. Rekan-rekan seperjuangan sudah merasakan keakraban
yang semakin kental dipenghujung perjuangan kami selama tiga tahun ini,
mereka sudah mulai serius menata masa
depan akan kemana nantinya setelah lulus SMA. Cuma gue yang belum tobat juga, masih
setia dengan gaya slengekan, enggak
kenal masa depan. Tapi hari ini gue tiba-tiba keinget ibu bapak gue, mereka
ngijinin gue sekolah jauh pasti bukan cuma untuk slengekan, malakin adek kelas, atau cuma sekedar keluyuran bareng
lutung and the genk. Pasti bukan cuma
itu, mereka pasti menaruh harapan yang besar ke gue. Dari sini gue mulai
berfikir serius sama masa depan gue, gue janji bakal serius menghadapi ujian
nasional, gue harus bisa jadi orang sukses. Tiba-tiba Endes datang ngagetin
gue.“hayoo!!!”Saat ini posisi
gue yang tadinya duduk manis udah berubah terjengkang tapi kedepan. “Sialan loe Ndes!!” “Ahahaha,biasa aja keles war, gaya
loe pake kejengkang segala” “Ini bukan gaya Ndes, elu dorong
kekencengan bego”“Ahahaha makanya jangan ngayal jorok loe, ayok pulang, si Kojet udah
mau pingsan lari dari tadi tuh”“Kita jengukin Lutung yok, kasian itu anak, kalo flu meler sampe
idungnya ikutan meleleh hahahaaha” Tawa Kojet ngakak.Akhirnya kami pergi ke kos si Lutung dan menghabiskan waktu di sana.
Dalam perjalanan menuruni lembah, mengarungi sungai, menyeberangi jembatan, gue
ceritain masalah yang gue lamunin di kelas tadi. Mereka berdua manggut-manggut
dengerin cerita gue, mereka juga merasa sudah cukup untuk bermain-main
sekarang. Si Kojet malah sampe nangis keingetan emaknya di kampong. Pas lagi
seru-serunya Kojet nangis kita udah sampe di kosnya Lutung, kita biarin Kojet
guling-guling di halaman rumah kos Lutung. Didalam Lutung duduk dengan tampang melas. Kita ngobrol ngalur-ngidul,
sana-sini, sampe magrib. Kita pamitan pulang deh, pas liat kehalaman si kojet
yang tadi guling-guling nangis, udah kesurupan demit ancol yang doyan berenang.
Kami buru-buru antar dia ke kos. Mulai hari itu kami sepakat untuk serius
dengan sekolah kami yang udah diambang pintu ini. Kita mulai sering aktif di
kelas, kami rajin belajar bersama saat sore hari, aktif dalam diskusi kelompok,
walapun kadang pendapat yang kami keluarkan itu enggak penting seperti yang
pagi ini dilakukan oleh Lutung saat Ketua sedang menjelaskan kelemahan beberapa
Ion, Lutung dengan seenaknya menyela dengan pendapatnya enggak penting sama
sekali.“Iya saya setuju dengan pendapat ketua kelas kita, tapi itu baru
kelemahannya saja kan?. Saya kira itu saja tambahan dari saya, terima kasih”Gue, Kojet dan Endes cuma bisa melongo badai dengar Lutung ngomong
dengan kepercayaan diri yang setinggi toa mushola itu. Dia malah balik menatap
kami dengan tatapan bangga dengan sorotan mata seolah berbicara“Gimana? Kerenkan gue”Serentak kami
bertiga pingsan berjamaah liat gayanya itu. Dasar Lutung!.Belum lagi si Kojet. Manusia antah barantah ini dengan sengaja
ngacungin tangan waktu Pak Zul memberi latihan soal kimia. “Biar dipikir pintar
dan ngerti” gitu katanya. Awalnya keisengan dia berjalan lancar. Sampai pada
soal ke lima, Pak Zul mempersilahkan dia maju kedepan untuk menjawab soal
tersebut. Dalam bayangan gue dia pasti cuma cengengesan dan garuk-garuk sana
sini buat nutupin kegrogiannya. Tapi guys,
diluar dugaan, Kojet maju dengan gagah membawa pedang samurainya
(hahaha,enggak emangnya apaan). Kojet maju mengambil spidol, mulai menulis soal
penyelesaian. Disitu gue salut banget sama dia, gue bangga akhirnya temen gue
ada yang otaknya cemerlang. Tapi pada saat dia menulis kata “Jawab”, mendadak
dia berhenti. Kami semua diam. Kojet memohon izin ke toilet karena sakit perut.
Semua orang dikelas ternganga bloon ngeliat dia dengan gaya polos-polos bodo
kabur ke toilet. Kalian pasti tahu apa yang terjadi selanjunya. Iya, Kojet
enggak balik-balik sampai pelajaran kimia bubar.Minggu depan kami sudah mulai Ujian Akhir Sekolah, sebelumnya kami
sudah diberi wejangan TryOut selama beberapa hari dan beberapa kali. Kami
semakin giat belajar, semakin hari kami menunjukkan kemajuan. Gue semakin
sering menghabiskan waktu bareng genk pembuat
onar yang udah insaf ini.Sepulang sekolah kami berkumpul dan kerja kelompok dan memecahkan
soal-soal latihan bersama. Sistem Kebut Semalam,sudah kami tinggalkan, kami
mengulang kembali pelajaran yang kami pelajari hari itu. Memang butuh usaha
keras untuk standar otak kami yang biasa ini. Tapi itulah yang namanya
berjuang. Di sela belajar ada saja yang membuat kami tertawa ngakak, sampai
suara tawa itu membahana badai kesegala penjuru, kebersamaan semakin kental
kami rasakan.Setelah selesai melaksanakan Ujian Akhir, Endes memberi kami kejutan
di kos nya. Dia sudah mempersiapkan nasi kuning beserta lauknya lengkap siap
santap special pake telor yang pedes karetnya dua (hahaha emang nasi goreng).
Kami terkejut menyaksikan makanan yang sudah disiapkan Endes. Dan seingat gue,
cuma gue melongo sambil ngiler.Hari-hari berat sudah kami lewati. Kini tiba saatnya mempertangung
jawabkan hasil kerja keras kami dalam Ujian Nasional. Ujian berlangsung selama
tiga hari. Hari pertama hingga hari terakhir berlangsung dengan hikmat. Semakin
banyak hari berlalu, rona senja sudah
tampak membayangi kebersamaan kami. Seolah mengingatkan kebersamaan ini
sebentar lagi usai. Gue pengen banget bikin kejutan untuk sahabat-sahabat karib gue itu, kejutan yang akan selalu
membuat mereka ingat tentang kebersamaman kami selama tiga tahun diperantauan
ini.Siang ini gue menolak untuk pulang bareng mereka, padahal biasanya
gue gak pernah alfa, izin, atau bahkan sakit. Mereka enggak ambil pusing sih
walapun sebelumnya memaksa bertanya gue mau ngapain. Tapi gue rahasiain rencana
gue ini dari mereka. Mulai saat itu gue selalu menghindar dari mereka, gue
selalu cari alasan untuk enggak bareng sama mereka. Mereka mulai curiga sama
kelakuan gue yang kaya maling. Mereka mulai sering memperhatikan gue kaya
polisi. “Loe tu ngapain aja sih war, belakangan kita perhatiin loe mulai
berubah sama kita”. Kata Kojet.“Gak papa kok” sahut gue dengan tampang innocentMARLUKODES Sepanjang Masa |
Hahahahah.. sumpah gokil :D (Y)
BalasHapusBagus Loli cerpennya :-D
BalasHapusidih Loly, cerpennya bikin ngakak sendiri xD gw jadi dikatain kyk orgil -_- . Kerenn banget loh Loly.. :D knapa gak coba kirim ke penerbit juga ??? Btw pas yang akhir bikin penasaran, emang apa goresan kalimat di dinding ?
BalasHapusidih Loly, cerpennya bikin ngakak sendiri xD gw jadi dikatain kyk orgil -_- . Kerenn banget loh Loly.. :D knapa gak coba kirim ke penerbit juga ??? Btw pas yang akhir bikin penasaran, emang apa goresan kalimat di dinding ?
BalasHapusIBNU ahahaah aseeekkk
BalasHapusMERRY hahaa makasih meryyy
YANA belum tau cara dan persyaratan kirim ke koran na.... itu endingnya gambarnya gak keluar na. sekarang udh di re upload sma bang naldo,,jadi baca lagi ya endingnya,,,
BalasHapusterimaksih sudah membaca yaaaaa
BalasHapus