EXPLORE HIDUP SUSAH DI DESA.
PENDIDIKAN HIDUP SUSAH SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN GENERASI "TAHAN
BANTING"
Ditulis oleh Atik Sri Kurnia
Pada
kesempatan ini, saya akan membahas tentang arti Pendidikan Hidup Susah, gagasan
ini terinspirasi dari artikel: Sekolah Hidup Susah Handrawan
Nadesul. Mari membacanya dengan hati yang ikhlas semoga Kawan mendapatkan
pelajaran dari tulisan sederhana ini.
Di zaman serba canggih, terutama dikota besar
semua kebutuhan dapat dipenuhi dengan tombol satu jari. Apapun jasa ditawarkan
saat sekarang ini, jual beli pakaian, beli beras, beli sayuran, apapun itu
semua dapat dibeli dan diantar sampai pintu rumah tanpa susah payah pergi ke
pasar. Begitu pula dalam dunia pendidikan, lembaga pendidikan (swasta) berlomba-lomba
menyediakan fasilitas lengkap dan canggih untuk menarik minat dari masyarakat
bersekolah disana. Juga berusaha untuk mendapatkan hati pelanggan dengan
memberikan kemudahan dan pelayanan sebaik mungkin.
Dengan
kecanggihan tersebut semua orang tua di kota besar berlomba-lomba memasukkan
anaknya ke sekolah yang berfasilitas lengkap, canggih, terbaru dan berstandar
internasinal. Semakin mahal biaya yang dikeluarkan oleh orang tua untuk sekolah
anaknya semakin tinggi kepercayaan orang tua akan kesuksesan anaknya. Namun,
satu pelajaran yang terlupakan oleh beberapa orang tua adalah anak yang
dibiasakan dengan hidup serba ada, tanpa tahu bagaimana mendapatkkannya
cenderung memiliki jiwa yang lembek dan kurang tahan banting. Beberapa masalah
dan cobaan akan menghampiri hidup. Bagi yang tidak terbiasa dengan hidup susah gangguan jiwa dan kehilangan nyawa dapat saja
terjadi.
Begitulah
kehidupan, tidak semua orang mau menjadi orang susah dan miskin, tapi untuk
menjadi kaya semua orang ingin melakoninya. Oleh karena itu dari kecil
hendaknya anak memiliki jiwa tahan banting. Bukan berarti anak disuruh hidup
susah dari kecil, namun setidaknya anak disuruh mengerti dan bersimpati dengan
kehidupan susah. Seperti halnya anak yang tinggal di desa dan daerah pelosok
akan terbiasa dengan kehidupan yang penuh perjuangan dan kerja keras. Banyak
orang sukses yang berasal dari desa dan hidup susah.
Pendidikan
didesa akan mengajarkan kehidupan susah dan berempati pada kehidupan susah
orang lain. Kehidupan desa akan menjadikan seseorang belajar akan kerja keras, tenggang rasa, gotong royong,
ramah, dan serta perilaku baik lainnya. Serperti seorang anak memberikan makan
hewan ternak sebelum pergi ke sekolah, dan sepulang sekolah ia membantu orang
tua kerja di ladang atau menggembalakan hewan ternak ke padang rumput. Bangun
sebelum ayam berkokok di pagi hari lalu berangkat ke sawah dan ladang,
diperjalanan saling bertegur sapa dengan orang yang ditemui, berbagi makanan
dengan tetangga, makan bersama disawah dan ladang, memancing ikan di sungai
tanpa penggunakan bom dan racun, pergi mencari kayu bakar, bermain permainan
tradisional, berlatih beladiri daerah, makan dengan masakan buatan anak gadis
dirumah, pergi kesurau untuk mengaji pada sore dan malam harinya. Pelajaran
hidup yang luar biasa seperti ini susah didapat dari sekolah yang sekalipun
menyediakan fasilitas yang canggih dan lengkap.
Bukan
maksud kita pasrah dan tidak menginginkan kehidupan kaya, bukan maksud juga
untuk menyuruh anak bersekolah di desa, bukan maksud di kota tidak ada
kehidupan susah yang dapat dijadikan pelajaran hidup, bukan maksud setiap desa
memberikan pelajaran hidup susah. Maksud tulisan ini berhadap sekolah dapat
sekolah-sekolah memberikan pendidikan hidup susah. Pendidikan hidup susah di
sini bukan menyuruh anak mengamen ke jalanan, atau menyuruh pergi bekerja
mencari barang bekas agar anak merasakan betapa susahnya mencari uang. Bukan
Kawan ku, contoh kecil pendidikan susah ini seperti anak diberikan tindakan
tegas ketika tidak mengerjakan tugas, atau disuruh untuk membersihkan kelas dan
kamar mandi. Sehingga anak akan tahu tanggung jawab dan kebersihan.
Tidakkah
pendidikan yang seperti ini yang diinginkan pemerintah, pendidikan yang
menghasilkan manusia yang siap untuk sukses dan kaya dengan kerja kerasnya,
serta tidak pula gentar dengan kehidupan susahnya. Jadi apa salahnya pendidikan
Indonesia memberikan pelajaran hidup susah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar