ASPEK
ASPEK YANG MEMPENGARUHI PERENCANAAN PENDIDIKAN
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi
tugas kelompok Perencanaan Pendidikan
DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:
FITRI RAHMADANI ( 14002024
)
MAY SIMBOLON ( 14002079 )
MUHAMMAD JAFFAR (
14002052 )
ROGABE JAYA LUMBAN GAOL ( 14002029 )
JURUSAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karuniah-Nya dengan membuka pintu hati dan pikiran
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kelompok yang berjudul “Aspek- Aspek Yang Mempengaruhi Perencanaan
Pendidikan”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
syarat untuk memenuhi tugas mata Perencanaan
Pendidikan”.
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan
dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah. Dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Perencanaan Pendidikan karna
telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Selaku hamba Allah, penulis adalah manusia yang
tidak luput dari kesalahan, sehingga masih banyak kelemahan baik dari segi
materi maupun dalam penyajian penulisan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran
dari pembaca sehingga pada penulisan pada masa akan datang bisa jadi lebih
baik.
Padang,
November 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu sub sistem dari
sistem masyarakat yang merupakan institusi sosial dimana manusia sebagai
individu dan anggota masyarakat menjadi bidang gerapannya. Dalam sistem
masyarakat terdapat sub sistem yang lain seperti agama, ekonomi, politik, dan lain-lain yang memiliki
fungsi masing-masing dalam rangka
pembangunan bangsa. Terjadi interaksi antar sub sistem dalam masyarakat
dan saling bertukar kepentingan dan saling pengaruh dan memengaruhi dalam
sistem tadi.
Oleh karena itu, setiap perubahan yang terjadi
dalam pendidikan sebagai realisasi dari suatu rencana baik dalam hal materi,
metode, cepat atau lambat terhadap sub sistem lain yang ada di masyarakat. Sub
sratistem-sub sistem yang disebutkan tadi sekaligus juga berkaitan erat dan
memegang peranan penting dalam pembangunan pendidikan, di samping terdapat
beberapa aspek lainnya yang harus diketahui oleh perencana pendidikan.
Empat aspek penting yang perlu diperhitungkan
dalam kegiatan perencanaan pendidikan agar perencanaan pendidikan efektif
mencapai maksudnya adalah aspek sosiologis, aspek pedagogis, aspek demokrafis,
dan aspek ekonomis.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini terdiri dari:
1. Menjelaskan
tentang aspek demografis
2. Menjelaskan
tentang aspek pedagogis
C. Tujuan Penulisan
Rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini terdiri dari:
1. Memahami
tentang aspek demografis.
2. Memahami
tentang aspek pedagogis
D. Manfaat penulisan
Penulisan
makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang Aspek Aspek Yang Mempengaruhi Perencanaan Pendidikan kepada calon
pendidik, perencana, serta manajer serta bawahan,
khususnya untuk penulis sendiri dan secara umumnya diharapkan makalah ini dapat
memberikan manfaat dan penambahan wawasan bagi pembaca untuk dapat diterapkan
bersama-sama didalam kehidupan sehari-hari dan juga pengimplementasian di dunia
kerja nantinya.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. ASPEK DEMOGRAFIS
1. Pengaruh Perkembangan Kependudukan
Pendidikan dan perencanaan pendidikan adalah untuk
manusia, salah satu tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia secara maksimal. Individu dan masyarakat
dikenal dengan istilah “penduduk” dijadikan sasaran pendidikan yang selalu
mengalami perubahan sepanjang waktu, beak
mengenai jumlah, komposisi menurut umur, dan penyebarannya secara demografis.
Karenanya orientasi perencanaan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
pertumbuhan, perubahan dan perkembangan penduduk yang berdifat dinamis.
Pada beberapa negara di Asia termasuk Indonesia,
kesuburan penduduk yang tinggi. Usaha penurunannya terus dilakukan melalui
program keluarga berencana. Pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat ditunjang
oleh perbaikan kesehatan masyarakat dan kemajuan ilmu kedokteran.
Secara umum ada empat masalah kependudukan yang
perlu diperhatikan oleh perencana pendidikan yaitu:
a.
Laju
pertumbuhan penduduk yang masih terlalu cepat.
b.
Distribusi
penduduk yang tidak merata.
c.
Keadaan
piramida penduduk usia muda.
d.
Mobilitas
dinamika penduduk yang tinggi.
Berbagai faktor demografis di
atas, mempunyai pengaruh yang jelas pada bidang pendidikan dan bidang ekonomi.
Makin besar jumlah penduduk yang umurnya di luar umur angkatan kerja, maka makin berat tanggungan
ekonomi yang dibebankan kepada penduduk yang tergolong ke dalam kelompok
angkatan kerja. Pertumbuhan penduduk yang cepat akan meningkatkan dengan cepat
pula jumlah penduduk yang muda yang secara ekonomis tidak produktif dan hidup
bergantung kepada penduduk yang mempunyai penghasilan. Selain itu, jumlah
penduduk usia sekolah yang tinggi mengakibatkan perlunya disediakan fasilitas
pendidikan yang mencukupi, dan ini menjadi persoalan.
2. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Secara Tidak Langsung Terhadap Pendidikan
Pengaruh tidak langsung pertambahan penduduk
terhadap perencanaan pendidikan adalah menyangkut pengaruh dinamika kependudukan menembus semua sektor
perencanaan ekonomi dan sosial, termasuk pendidikan, kesehatan, perumahan,
komunikasi, pertanian, hukum dan sebagainya. Sektor-sektor ini saling berkaitan
dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Karena itu di belakang data
demografis sebenarnya terdapat satu mekanisme perubahan sosial yang perlu
dipelajari oleh perencana pendidikan dalam merencanakan kurikulum setiap jenis
dan tingkat pendidikan, pengadaan guru menurut spesialisasinya, pembinaan
penduduk putus sekolah, dan sebagainya.
Suatu contoh pengaruh mekanisme perubahan sosial
terhadap pendidikan dan kemajuan dalam bidang ekonomi adalah terdapatnya suatu
kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk dapat menyebabkan suatu peningkatan
kebutuhan barang industri yang mendorong mereka untuk tinggal di daerah
perkotaan. Ini secara tidak langsung sebagai akibat dari adanya peningkatan
pendidikan mereka. Perhatian yang besar terhadap pembangunan perkotaan akan
mengurangi kesempatan pemerataan pembangunan. Kota lebih menarik dari pada
desa, kemampuan masyarakat kota membantu menyediakan fasilitas pendidikan
meyebabkan mutu pendidikan di kota cenderung lebih baik daripada di desa.
Pertambahan penduduk yang cepat tidak hanya
memengaruhi kesehatan ibu dan anak, tetapi juga dapat memengaruhi standar
makanan yang bergizi dan pendapatan yang
bersedia untuk setiap anggota keluarga, di samping masalah ketersediaan perumahan
yang layak bagi mereka. Semua faktor ini memengaruhi pendidikan anak-anak
mereka, karena anak-anak yang kurang
makan dan kurang sehat akan mengahdapi banyak masalah di sekolah, dan
pendapatan yang relatif rendah akan memengarhi usaha meneruskan pendidikan
anak-anak ke tingkat yang lebih tinggi, terlebih lagi jika biaya makin lama
makin mahal.
3. Pengaruh Perkembangan Penduduk Terhadap Pencapaian Sasaran Siswa
Sekitar tahun enam puluhan, perencanaan pendidikan
di banyak negara sibuk menghitung dan menetapkan sasaran mengenai presen. Sekitar
tahun enam puluhan, perencanaan pendidikan di banyak negara sibuk menghitung
dan menetapkan sasaran mengenai presentase penduduk yang bersekolah (SD sampai
perguruan tinggi) dan yang melek huruf, perbandingan siswa dengan guru, dengan
ruang belajar, dan sebagainya. Sepuluh tahun kemudian, sasaran tadi banyak
yang tidak tercapai, malah maka makin
jauh dari yang diharapkan sebagai dengan laju pertumbuhan penduduk. Di samping
itu, perhitungan mengenai jumlah siswa juga meleset karena memperhatikan faktor
kependudukan.
Perencana pendidikan dalam membuat proyeksi siswa perlu
memerhatikan faktor pertambahan penduduk, kemampuan pemeritah dalam pengadaan
dana, tenaga pengajar yang tersedia, dan sebagaimana karena yang terkait dengan
tenaga pengajar khususnya, memerlukan waktu paling sedikit 4 tahun untuk
pengadaannya.
4. Pengaruh Pertambahan Penduduk Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan
Pertumbuhan penduduk yang cepat memperbesar arus
kelompok usia sekolah yang memasuki sistem pendidikan. Kejadian seperti ini
merupakan concern kuantitatif perencanaan pendidikan, yaitu lebih banyak
perhatian kepada memperluas daya tampung dan pemerataan kesempatan belajar
dibanding kesempatan untuk peningkatan mutu, penyempurnaan kurikulum, inovasi
teknologi, pembuatan gedung sekolah dengan bentuk yang lebih praktis dan
menyenangkan dan sebagainya.
Meningkatnya jumlah penduduk usia sekolah masuk
sistem pendidikan mengakibatkan meningkatnya kebutuhan dana untuk menyediakan
fasilitas pendidikan (gedung. Perabotan dan lain- lain), pengangkatan guru dan
tenaga kependidikan yang baru, tenaga
pembina dan sebagainya. Perbaikan mutu dan relevansi sistem pendidikan
yang sangat lambat, menjadikan pendidikan kurang menarik dan menyebabkan
meningktanya putus sekolah dan pemborosan dalam sistem pendidikan.
5. Pemerataan Kesempatan Belajar
Hasil kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa
pendidikan yang merata dan baik merupakan salah satu persyaratan untuk suksenya
suatu usaha pembatas pertambahan penduduk. Banyak negara mengalami ledakan
penduduk yang begitu cepat yang oleh karena negara tersebut menghadapi masalah
dalam sistem pendidikannya (tidak merata dan tidak bermutu). Oleh sebab itu,
pemerataan kesempatan belajar kepada setiap warga negara harus menjadi perhatian
para perencana pendidikan. Pemerataan kesempatan belajar dapat berupa
pemerataaan menurut pembagian wilayah (kota dan desa), berdasarkan jenis
kelamin (anak laki-laki dan anak perempuan), dan berdasarkan sara seperti :
suku dan ras.
6. Jawaban Perencana Terhadap Tantangan Dinamika Kependudukan
Setiap perencana pendidikan akan selalu menghadapi
masalah demografi, oleh karena itu ia harus selalu memikirkan cara baru untuk
menyelesaikannya, termasuk menyelesaikan masalah struktur dan isi sistem
pendidikan. Jawaban atas permasalahan ini terletak bukan hanya pada ekspresi
atau perluasan kesempatan belajar semata, tetapi juga pada upaya melakukan
berbagai inovasi sistem pendidikan.
Perencana pendidikan perlu menyadari akan adanya
perbedaan di dalam kebutuhan dari aspirasi masyarakat terhadap pendidikan
sebgai akibat dari adanya perbedaan dalam kultur, ekonomi, sosial, dan
kependudukan setempat. Permasalahannya
adalah bagaimana perencana menyusun kurikulum nasional untuk mengurangi
perbedaan dan memperluas kesempatan menerima bahan pelajaran dan keterampilan
yang relatif sama.
Perencana perlu memikirkan lebih lanjut tentang potensi pendidikan di
luar sekolah formal. Untuk ini diperlukan inventarisasi semua kegiatan
pendidikan dan latihan yang dilakukan di luar sekolah. Mengingat segi-segi yang
kurang menguntungkan dari pertambahan penduduk yang cepat terhadap sistem
pendidikan dan sektor ekonomi, pemerintah telah menjalankan berbagai usaha ke
arah pengurangan masalah kependudukan yaitu:
a.
Memindahkan
penduduk (transmigrasi) ke daerah yang jarang penduduknya.
b.
Mengendalikan
arus urbanisasi dengan memprioritaskan pembangunan di bidang pertanian.
c.
Mengendalikan
lajunya pertambahan penduduk dengan intensifikasi dan eksistensifikasi program
keluarga berencana.
Salah satu tugas penting bagi perencana pendidikan
pada masa kini dan masa yang akan datang adalah mensukseskan keluarga berencana
melalui pendidikan kependudukan di sekolah dan di luar sekolah.
B. ASPEK PEDAGOGIS
Aspek ini sangat penting untuk dibicarakan karena
meliputi sejumlah pengetahuan dan pengalaman kita untuk membantu terlaksananya
kegiatan belajar yang merupakan hakikat dari pendidikan. Seorang perencana
pendidikan mungkin tidak perlu mengetahui banyak tentang hal belajar dan
mengajar. Tetapi dia harus mengetahui apa yang terjadi di dalam sistem
pendidikan, karena rencana yang disusunnya selallu mengenai sistem pendidikan.
Perencana pendidikan dapat dianggap sebagai pelopor pembaruan pendidikan.
Aspek-aspek pedagogis yang haru diketahui oleh
perencana pendidikan adalah: tujuan pendidikan, struktur sistem pendidika, isi
pendidikan, metode belajar dan mengajar, dan inovasi pendidikan. Kelima aspek
pedagogis tadi bersifat kualitatif dan sangat penting bagi perencana penidikan.
1. Dasar dan tujuan pendidikan
Pembangunan pendidikan didasarkan atas falsafah
pancasila bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki keterampilan dan pengeathuan, sehat
jasmani dan rohani pribadi yang mantap, mandiri, rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Agar pendidikan yang menjadai hak warga negara
dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masing-masing individu,
maka:
a.
Pendidikan harus
memberikan sumbangan kepada pelaksanaan demokrasi pancasila. Mengembangkan
potensi sosial anak didik seoptimal mungkin menurut garis-garis yang
diinginkan, membawa anak didik lebih mudah menyesuaikan dirinya terhadap
norma-norma, kebiasaan-kebiasaan, dan nilai kebudayaan yang ada. Untuk ini
kurikulum yang dirumuskan harus relevan dengan keperluan anak didik dan
kebutuhan masyarakat.
b.
Pendidikan
harus membawa anak didik ke arah: ingin belajar; dapat berbicara dengan jelas;
dapat membaca, menulis dan menghitung; mengerti tentang kesehatan; menghayati
sesuatu yang indah; terampil
berkomunikasi; menjadi tenaga pembngunan yang terampil; menguasai ilmu dan
teknologi sesuai dengan kebutuhan pembangunan; ingin berpartisipasi dalam
pembangunan fisik, mental dan spiritual; suka berkerja sama; bersikap
demokratis; bertindak secara efisien dan ekonomis; tahu hak; tanggung jawab dan
kewajiban terhadap negara dan bangsa; mmbudayakan alam sekitarnya; menggunakan
waktu untuk menikmati pendidikan; mampu manganalisis data dan menarik
kesimpulan dan merumuskan masalah; terbuka bagi segala kritik; dan menaati
hukum.
c.
Pendidikan
harus diarahkan kepada pertumbuhan anak didik secara optimal dan harmoni baik
mntal dan sosial.
Untuk mencapai tujuan-tujuan diatas secara
lengkap, maka ada perubahan penting dalam paradigma kita tentang konsep
pendidikan, yaitu:
a.
Pendidikan
tidak terbatasa hanya pada fase tertentu saja di dalam kehidupan manusia.
Pendidikan berlangsung seumur hidup sejak lahir sampai meninggal dunia.
b.
Sekolah bukan
satu-satunya tempat bagi warga negara untuk menerima pendidikan. Dalam
kenyataannya pendidikan formal saja belum cukup efisien untuk mencapai beberapa
tujuan tertentu.
c.
Belajar yang
dibedakan dari bekerja bukan satu-satunya cara untuk mendapatkan pendidikan,
pengetahuan, dan keterampilan. Mulai bekerja pun setiap orang dapat melengkapi
dirinya dengan pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan. Oleh
sebab itu, pendidikan harus dapat memadukan belajar dengan bekerja pada setiap
fase kehidupan manusia.
2. Struktur sistem pendidikan
Struktur sistem pendidikan di indonesia
menggunakan stratifikasi tiga tingkat, yaitu: tingkat dasar, tingkat menengah
dan tingkat tinggi. Dari tiap fase ini mempunyai beberapa jenis pendidikan baik
yang sifatnya umum maupun kejuruan, baik
untuk sekolah umum maupun sekolah keagamaan.
Tingkatan pendidikan dan lama belajar pada setiap
tingkatan pendidikan dapat dijelaskan seperti dibawah ini:
a.
Pendidikan
dasar: SD/MI=6 tahun dan SMP/MTs=3 tahun.
b.
Pendidikan menengah:
SMA/SMK/MA=3 tahun.
c.
Pendidikan
tinggi: Akademi= 3 tahun, Sekolah Tinggi = 4 tahun, Institut = 4 tahun,
Universitas= 4 tahun, Pasca Sarjana= 2 tahun, S3= 3 tahun.
Tingakatan sekolah serinng dikaitkan dengan umur
anak didik yaitu SD/MI mempunyai kelompok umur 7-12, SMP/MTs : 13-15 tahun,
SMA/SMK/MA : 16-18 tahun, dan Perguruan Tinggi di atas 18 tahun.
Perencana pendidikan harus mempunyai pengetahuan
yang luas tentang sruktur sistem pendidikan, bukan hanya mengenai srtuktur
sistem pendidikan di negara kita, tetapi juga yang berlaku d negara lain untuk
bahan perbandingan.
3. Isi Pendidikan
Isi pendidikan adalah sejumlah pengetahuan yang
harus disampaikan oleh lembaga pendidikan kepada anak didik. Konsep isi
pendidikan telah mengalami banyak perubahan, sekolah tidak lagi dianggap
sebagai sebuah toko, dimana guru sebagai penjual barang dengan berua ilmu
pengetahuan. Keseluruhan pengalaman belajar yang dialami anak didik tercakup
dalam kurikulum. Konsep kurikulum tidak terbatas hanya pada sekolah saja, tetapi
menyangkut lingkungan yang lebih luas.
Pandangan terhadap pengetahuan sudah berubah,
pengetahuan tidak lagi dianggap sebagai milik yang berharga dan harus
dikumpulkan dan disimpan di dalam otak berdasarkan nilai intrinsiknya. Suatu
hal yang sama pentingnya dengan pengetahuan adalah pengalaman emosional yang
tercermin dalam sikap seseorang. Kurikulum yang berujuan untuk pencapaian
sasaran yang dapat diidentifikasi dalam tiga aspek tadi tiap tingkatan dan
jenis pendidikan sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.
4. Metode belajar dan mengajar
Perencanaan kualitatif dalam rangka peningkatan
mutu pendididkan mengandung unsur pengembangan kurikulum. Pengembangan
kurikulum selain menyempurnakan isinya juga penyempurnaan penggunaan strategi
dan metode pembelajaran. Metode pembelajaran tradisional sperti ceramah,
latihan, dan menghafal harus disempurnakan dengan metode yang lebih banyak
memberikan inspirasi dan motivasi seperti:
a.
Belajar
sambil berbuat (learning by doing)
b.
Belajar untuk
menemukan sendiri (discovery learning)
c.
Belajar
memecahkan masalah (problem solving method)
5. Inovasi pendidikan
Aspek pedagogis yang juga perlu mendapat perhatian
dari perencana pendidikan adalah inovasi pendidikan. Gagasan inovatif dalam
metode mengajar misalnya, selalu didasarkan kepada pengadaan pembelajaran yang
lebih efektif dan efesien.
Inovasi dalam pendidikan memengaruhi banyak aspek
seperti: pembaruan metode pembelajaran, perubahan dan penyempurnaan struktur
organisasi, pembaruan kurikulum (isi dan metode), penyempurnaan sistem
informassi pengelolaan, dan sebagainya. Perencana pendidikan harus mengetahui
peranan dari gagasan inovasi pendidikan, dan memikirkan bagaimana rencana
peningkatan, penyebaran, dan pengelolaannya. Secara singkatdapat dikatakan
bahwa perencana pendidikan harus mengetahui secara luas apa yang terjadi di
dalam sistem pendidikan. Sebagai motor penggerak, perencana pendidikan harus
dapat menghargai peranan inovasi dalam pembinaan dan pembangunan pendidikan
secara terintegrasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan dan perencanaan pendidikan adalah untuk
manusia, salah satu tujuan yang ongon dicapai melalui pendidikan adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia secara maksimal. Individu dan masyarakat
dikenal dengan istilah “penduduk” dijadikan sasaran pendidikan yang selalu
mengalami perubahan sepanjang waktu,
beik mengenai jumlah, komposisi menurut umur, dan penyebarannya secara
demografis. Karenanya orientasi perencanaan pendidikan tidak dapat dipisahkan
dari pertumbuhan, perubahan dan perkembangan penduduk yang berdifat dinamis.
Aspek-aspek pedagogis yang haru diketahui oleh
perencana pendidikan adalah: tujuan pendidikan, struktur sistem pendidikan, isi
pendidikan, metode belajar dan mengajar, dan inovasi pendidikan. Kelima aspek pedagogis
tadi bersifat kualitatif dan sangat penting bagi perencana penidikan.
B. Saran
Pendidikan dan perencanaan pendidikan adalah untuk
manusia, salah satu tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia secara maksimal. Aspek-aspek pedagogis yang
haru diketahui oleh perencana pendidikan adalah: tujuan pendidikan, struktur
sistem pendidikan, isi pendidikan, metode belajar dan mengajar, dan inovasi
pendidikan.
Dari pernyataan diatas diharapkan kepada
pembaca agar materi yang penulis sampaikan bermanfaaat dan bisa memahami dan
mengetahui Aspek- Aspek Yang Mempengaruhi Perencanaan
Pendidikan didalam sekolah dan dunia kerja nantinya serta
penerapannya.
DAFTAR PUSTAKA
Thoha, Miftah. 1993. Perencanaan Organisasi
dan Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.