8 April 2019

PUISI KARYA MAHASISWA ADMINISTRASI PENDIDIKAN

AHLI CINTA
Oleh : Rizky Amelia

Tak semudah itu merangkai kata
Jikapun sudah terangkai bibir tak semudah itu mengatakannya
Dan masih terlalu rumit untuk dijelaskan

Bolehku bertanya?
Sebagai warna, kau ingin jadi apa?
Biru yang damaikah?
Atau merah yang bergairah?
Ayolah, kita sedang membicarakan cinta
Bukan partai pengemis suara

Bolehku jujur?
Kau adalah puisi yang berterbangan layaknya camar
Sementara aku adalah pembaca tanda baca yang begitu samar
Bukan salahmu, ketika rindu itu tak mampu kujawab
Aku Cuma butuh waktu untuk menerjemahkannya

Saat ini,
Aku menyayangimu tanpa ciuman
Aku memelukmu tanpa pelukan
Aku mencintaimu tanpa bercinta
Dan maaf, hanya saat do’a terucap pada-Nya
Aku mengutamakan semuanya

Aku membiarkanmu menikmati fase-fase tersulit
Dalam menahan rindu
Kalau kau tanya..
Apakah aku menyayangimu?
Oh ayolah
Jawabannya masih sama
Amat terlalu mencintaimu..


PUISI KARYA MAHASISWA ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Tawa Candu
Oleh : Rizky Amelia

Rindu...
Akan masa kecilku dulu
Hidupku penuh dengan tawa candu
Tapi semuanya berlalu

Aku tak bisa merangkai kata sedemikian rupa
Aku jugabukan anak papa
Maupun cucu opa

Aku memiliki keluarga
Yang kulindungi penuh jiwa raga
Dulu merekah megah
Dan itu dulu kala

Aku anak dari Ibu dan Ayah
Cucu dari Nenek dan Kakek
Anak pertama dan  cucu pertama
Anganku entah kemana

Kini yang tersisa
Hanya tatapan pertemuan
Tanpa sapa menyapa
Meninggalkan ribuan tanda tanya
Memantapkan diri sebaiknya
Dan berkata aku baik-baik saja

PUISI MAHASISWA ADMINISTRASI PENDIDIKAN


ISYARAT
Karya: FK

Anakku, kau harus kembali
Tanah liat, di pondok kecil pernah berbincang sebelum kau pergi
Juga, Ibu pernah menemui sepotong coretan jejak di kertas
Mungkin itu peninggalan Nenek yang dulu berhenti membaca, karena dia terpaksa
Ketika lonceng tengah malam berbunyi sendiri
Serupa kau pergi, takku lihat lagi.

Di usia remaja kau tertawa sambil mendorong kursi
Ketika pintu terbuka, tangan gemulai ibu beringsut ke arahmu
Menceritakan abjad-abjad sederhana tentang kebahagiaan
Seperti potongan yang kesekian dari melati nan selalu bergoyang di jemari ibu
Setelah debu dan pasir jalanan  memenuhi rongga-rongga kosong di kerongkongan
Sebagai alat tukar untuk harga rupiah hari ini

Ketika usiamu menginjak dewasa
Adik tersenyum pada Ibu, katanya "Kau akan pergi lagi"
Sebelum tengah malam ketika lonceng itu berbunyi

Sebelum engkau kembali, ada isyarat yang tak Ibu tuliskan "Hanya, jika engkau kembali. Pakailah topi kebesaran sebagai tanda kesuksesanmu."

Itulah petuah dari seorang Ibu dalam tetes-tetes rindu

Padang, 21 Maret 2019