7 April 2020

Puisi "Suara Kecil" Oleh Mahasiswa Administrasi Pendidikan

Suara Kecil

Sekarang kita aneh katanya,
Sekarang kita berbeda katanya,
Mereka hanya melihat kulitnya saja,
Melihat luarnya saja.

Saat ini kita lucu katanya,
Saat ini kita mengherankan katanya,
Mereka menghakimi seenaknya saja,
Menghakimi para penerusnya.

Para bibit di tanam,
Para bibit di tanam dan di bedakan,
Para bibit di bedakan dan di pilah,
Para bibit di pilah dan di pilih,
Para bibit di pilih sisanya di buruhkan,
Para bibit di buruhkan sisanya di permalukan,
Para bibit di permalukan lalu dibudayakan, ya! dibudayakan, hahaha..

Ya, tuan! kita orang berbudaya,
Budayakan generasi yang entahlah..
Ini salah siapa? salah portugis? entah, saya juga bingung..
Mungkin saja salah pak'e yang diam-diam party di balik figura, lalu beraksi bagaikan musang di kala malam, yang diam-diam merenggut hak-hak mereka, blablablabla..

Daratan di gali Excavator,
Perairan di tumpuki sampah-sampah kotor,
Ekspor hasil alam makin ideal,
Industri rumahan mogok konsumen, kenaikan rupiah seperti biasanya, yang meluncur seperti perosotan di kolam renang, tak seperti dolar yang selalu panjat tebing, ahhh!

Pembangunan flyover sungguh merata,
Penduduk berumah tangga di bawahnya,
Borjuis Makin klimis, Proletar makin terlantar!

Ya! bagaimana dengan kita?!
Kita yang mana, ahhh siapa?!, selalu mereka, huhhh..
Diam sambil berfikir, diam sambil berfikir, diam sambil berfikir, diam sambil berfikir, diam-diam? hmm..






ROKI FEBRIAN
AP 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar