TEKNIK-TEKNIK
DALAM PERENCANAAN
MAKALAH
Di
tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah perencanaan pendidikan 1
oleh
Kelompok
4
IRMA
PUSPITA SARI/15002006
AYUNI/15002012
DILLA
YULIATIKA/15002014
IWETUL
HASANAH/15002060
NUR
HAFIZAH/15002103
JURUSAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya,
sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kami
bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan Hidayah dan Taufik-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
berisikan tentangTeknik-Teknik dalam Perencanaan.
Dengan tersusunnya
makalah ini, kami berharap pembaca dapat lebih memahami secara mendalam tentangTeknik-Teknik
dalam Perencanaan.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah atau penyusunan
makalah berikutnya menjadi lebih baik.
Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih.Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kami.Amiin.
Padang, 20 November2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan pendidikan
memerlukan sumber daya yang harus diatur secermat mungkin karena keadaan sumber
daya yang tergolong mulai langka.Dalam pembangunan pendidikan pada awalnya
harus memerlukan sebuah perancangan yaitu sebuah perencanaan, baik dalam
menentukan visi dan tujuan pendidikan, arah pembangunan, orientasi pendidikan,
jenis jenjang pendidikan serta fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan
pendidikan.Perencanaan atau perancangan tersebut harus dirancang secara
efisien, akurat dan cermat serta melalui perhitungan yang matang.Tanpa
perencanaan yang sistimatik dan rasional upaya pembangunan pendidikan mustahil
dapat dilaksanakan dengan efektif. Perencanaan dalam hal pembangunan pendidikan
ini berfungsi sebagai alat pemandu dasar sehingga apa yang harus dilakukan
sudah diatur dan ditata terlebih dahulu agar mengurangi resiko yang akan
dihadapi oleh perencana.
Dalam suatu pembuatan
perencanaan diperlukan teknik perencanaan.Teknik perencanaan dapat berjalan
dengan baik apabila unsur-unsur pendukung terbentuknya perencanaan juga
berjalan dengan lancar.Dengan teknik perencanaan dapat membantu perencana dalam
mengambil keputusan, baik pada tingkat perencanaan dimulai, perbaikan rencana
maupun pada perencanaan ulang.Teknik yang dipilih adalah teknik yang dapat
digunakan oleh perencana pada semua tingkatan perencanaan.Selain teknik, juga diperlukan
model-model dalam merencanakan pendidikan. Dalam makalah ini maka akan dibahas
mengenai pengertian, teknik-teknik dan model-model yang akan digunakan
dalam merencanakan suatu perencanaan
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknik-teknik dalam perencanaan?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui bagaimanateknik-teknik dalam perencanaan.
2. Untuk memenuhi
tugas mata kuliah perencanaan pendidikan 1.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Diagram GANT
Diagram Balok (Bar
Chart) sering disebut diagram Gannt (Gannt Chart) karena diagram ini memberikan
gambaran tentang :
a.
Kegiatan
terperinci dari suatu proyek.
b.
Waktu
memulai sikap kegiatan, dan
c.
Lamanya
kegiatan tersebut.
Dalam diagram ini
terdapat dua macam sumbu, yaitu absis dan ordinat atau dua dimensi yaitu
vertikal dan horizontal. Dimensi vertikal menunjukkan tugas atau perincian
tugas yang harus dikerjakan, sedangkan dimensi horizontal menunjukkan waktu,
mulai dari yang ditentukan.Dalam suatu proyek pendidikan biasanya dijumpai
beberapa kegiatan yang dapat dilakukan bersamaan waktunya dan kegiatan yang
harus dilakukan secara berurutan. Mengandung arti bahwa bagian yang terakhir
tidak bisa dilakukan sebelum kegiatan awal yang lain diselesaikan.
Beberapa hal yang
dipandang sebagai kelemahan dari diagram ini antara lain:
a.
Hubungan
antara satu kegiatan dengan kengiatan lainnya tidak tergambarkan atau hubungan
kebergantungannya tidak ditunjukkan.
b.
Tidak
dapat diidentifikasi, kegiatan mana yang merupakan kegiatan kritis. Kegiatan
kritis yaitu kegiatan yang tidak boleh tertunda, apabila tertunda mengakibatkan
gangguan terhadap penyelesaian kesluruhan proyek.
c.
Proyek
yang besar memerlukan kontrol waktu secara ketat, koordinasi dan analisis biaya
yang cermat, tidak menguntungkan apabila menggunakan teknik ini. Meskipun
demikian teknik diagram balok masih banyak digunakan terutama untuk
kegiatan-kegiatan yang tidak kompleks.
Keuntungan
menggunakan Gantt Chart :
a.
Sederhana,
mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi
dalam penyelenggaraan proyek. Gantt Chart sangat mudah dipahami, balok
horizontal (horizontal bar) dibuat pada tiap kegiatan proyek sepanjang
garis waktu.
b.
Gantt
chart digunakan untuk penjadwalan sederhana atau proyek-proyek yang
kegiatannya tidak terlalu berkaitan atau proyek kecil, sedangkan network untuk
penjadwalan proyek yang rumit.
kegiatannya tidak terlalu berkaitan atau proyek kecil, sedangkan network untuk
penjadwalan proyek yang rumit.
c.
Gantt
Chart juga dapat digunakan untuk penjadwalan operasi yang berulang.
d.
Dapat
menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya pada
saat pelaporan
e.
Bila
digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan
Contoh: Diagram Balok
Waktu
|
April
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agustus
|
dst
|
Kegiatan
|
||||||
Keg A
|
||||||
Keg B
|
||||||
Keg C
|
||||||
Keg D
|
||||||
Keg E
|
||||||
dst.
|
B.Diagram Milestone
Diagram Milestone
disebut juga diagram struktur perincian kerja. Diagram ini menggambarkan
unsur-unsur fungsional suatu proyek dengan keterkaitannya secara
fungsional.Struktur ini dibuat berdasarkan pemecahan struktur proyek yang
disusun secara hierarkis.Apabila secara keseluruhan dianggap sebagai sistem,
maka proyek itu dipecah menjadi bagian-bagian (subsistem).
Contoh struktur
perincian kerja:
C. Rencana Kerja
Dalam suatu perencanaan
diperlukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab dan dianalisis, diantaranya :
1.
Apa yang
harus dilakukan?
2.
Bagaimana
hal itu akan dilakukan?
3.
Oleh siapa
hal itu dilakukan?
4.
Sumber
apakah yang diperlukan? (manusia, uang, material)
5.
Kapan dan
dalam waktu mana hal itu dilakukan?
6.
Dimana
akan dilakukan?
Dari
pertanyaan-pertanyaan itu akan muncul beberapa pertanyaan baru. Jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan itu akan dijadikan sebagai dasar untuk menyusun kerangka
kerja operasional. Jawaban-jawaban itu dinyatakan dalam
keputusan-keputusan.Hasil akhir dari keputusan itu disebut Rencana Kerja atau
Rencana Operasi (RENOP). RENOP dapat dibuat dalam bentuk berikut:
Tabel RENOP
No.
|
Aktivitas
|
Pelaksana
|
Lokasi
|
Waktu
|
Metode
|
Biaya
|
Catatan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
D. PERT dan CPM
1. PERT ( Program
Evaluation Review Technique )
a.
Pengertian PERT
PERT adalah suatu alat
manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan
mengkoordinasikan bagian-bagian pekerjaan yang ada di dalam suatu proyek.PERT
yang memiliki kepanjangan Program
Evaluation Review Technique adalah suatu metodologi yang dikembangkan oleh
Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1950 untuk mengatur program misil.
Sedangkan terdapat metodologi yang sama pada waktu bersamaan dikembangkan oleh
sektor swasta yang dinamakan CPM atau Critical
Path Method. PERT pada awalnya didesain untuk industri yang menghasilkan
produk tidak standar dan mengalami perubahan teknologi yang cepat sekali,
seperti industri pertahanan dan ruang angkasa, sehingga masalah ketidakpastian
dalam penyelesaian. (Siswanto, 2007) analisis jaringan kegiatan, dan peristiwa
atau disingkat analisis jaringan kerja adalah istilah umum yang meliputi
berbagai metode perencanaan proyek diantaranya, yang paling terkenal adalah
PERT dua sistem ini dikembangkan di Amerika Serikat untuk proyek-proyek skala
besar dalam bidang pertahanan (E. Jasifi, 1994).
T. Hari Handoko (1993, 401)
mengemukakan bahwa PERT adalah suatu metode analisis yang dirancang untuk
membantu dalam penjadwalan dan pengendalian proyek-proyek yang kompleks, yang
menuntut bahwa masalah utama yang dibahas yaitu masalah teknik untuk menentukan
jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara
tepat waktu dan biaya.
Metodologi PERT
divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang melambangkan ilustrasi
dari sebuah proyek.Diagram jaringan ini terdiri dari beberapa titik (nodes) yang merepresentasikan kejadian (event) atau suatu titik tempuh (milestone).Titik-titik tersebut
dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang memiliki arah) yang merepresentasikan
suatu pekerjaan (task) dalam sebuah
proyek.Arah dari vaktor atau garis menunjukkan suatu urutan pekerjaan.
Sebuah pekerjaan yang dapat
dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lain disebut juga sebagai pekerjaan
paralel (parelel task atau concurrent task). Selain itu terdapat
juga sebuah aktivitas yang diwakili oleh garis putus-putus yang disebut dengan dummy activities. Dari sebuah diagram
PERT dapat digunakan untuk mengetahui suatu urutan aktivitas kritis atau
aktivitas yang harus dilakukan sebagai prioritas utama (critical path), penjadwalan dengan aktivitas lain, dan jumlah
pekerja yang dibutuhkan.
b. Langkah-langkah dalam Melakukan Perencanaan
dengan PERT
Dalam melakukan perencanaan
dengan PERT dibutuhkan beberapa langkah, yaitu :
1)
Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone)
Sebuah aktivitas
adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek.Titik tempuh
(milestone) adalah penanda kejadian
pada awal dan akhir satu atau lebih aktivitas. Untuk mengidentifikasi aktivitas
dan titik tempuh dapat menggunakan suatu tabel agar lebih mudah dalam memahami
dan menambahkan informasi lain seperti urutan dan durasi.
2)
Menetapkan urutan pengerjaan
dari aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan
Langkah ini bisa
dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas.Dalam menentukan urutan
pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam untuk setiap pekerjaan.
3)
Membuat suatu diagram
jaringan (network diagram)
Setelah
mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu diagram dapat dibuat.
Diagram akan menunjukkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan berurutan (serial) atau secara bersamaan (paralel). Pada diagram PERT biasanya
suatu pekerjaan dilambangkan dengan simbol lingkaran dan titik tempuh
dilambangkan dengan simbol panah.
4)
Memperkirakan waktu yang
dibutuhkan untuk setiap aktivitas
Dalam menentukan
waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal jam, hari, minggu,
bulan dan tahun.
5)
Menetapkan suatu jalur kritis
(critical path)
Suatu jalur kritis
bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan
pekerjaan dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek.Biasanya sebuah
jalur kritis terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu
pengerjaannya.
Dalam setiap
urutan pekerjaan terdapat suatu penanda waktu yang dapat membantu dalam
menetapkan jalur kritis, yaitu :
·
ES – Early Start
·
EF – Early Finish
·
LS – Latest Start
·
LF – Latest Finish
Dengan menggunakan
empat komponen penanda waktu tersebut bisa didapatkan suatu jalur kritis sesuai
dengan diagram.
6)
Melakukan pembaharuan diagram
PERT sesuai dengan kemajuan proyek
Sesuai dengan
berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan sesuai dengan diagram
PERT dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata. Sebuah diagram PERT mungkin
bisa digunakan untuk merefleksikan situasi baru yang belum pernah diketahui
sebelumnya.
c. Karakteristik PERT
Dari langkah-langkah penjelasan metode PERT maka bisa dilihat suatu
karakteristik dasar PERT, yaitu sebuah jalur kritis.Dengan diketahuinya jalur
kritis ini maka suatu proyek dalam jangka waktu penyelesaian yang lama dapat
diminimalisasi.
Ciri-ciri jalur
kritis adalah :
·
Jalur yang biasanya memakan
waktu terpanjang dalam suatu proses.
·
Jalur yang tidak memiliki
tenggang waktu antara selesainya suatu tahap kegiatan dengan mulainya suatu
tahap kegiatan berikutnya.
·
Tidak adanya tenggang waktu
tersebut yang merupakan sifat kritis dari jalur kritis
d. Manfaat
PERT
Adapun
manfaat dari pelaksanaan PERT ini, antara lain :
1) Mengetahui
ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu proyek.
2) Dapat
mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan.
3) Dapat
mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang lebih baik
untuk kelancaran proyek.
4) Dapat
mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur kegiatan.
5) Dapat
mengetahui batas waktu penyelesaian proyek.
Berikut contoh gambar PERT
2. CPM (Critical
Path Method)
T.
Hani Handoko (1993 : 401) mengemukakan bahwa CPM adalah suatu metode yang
dirancang untuk mengoptimalkan biaya proyek dimana dapat ditentukan kapan
pertukaran biaya dan waktu harus dilakukan untuk memenuhi jadwal penyelesaian
proyek dengan biaya seminimal mungkin.
CPM adalah suatumetode perencanaan dan
pengendalian proyek-proyek yang merupakan sistem yang paling banyak digunakan
diantara semua sistem yang memakai prinsip pembentukan jaringan. Dengan CPM,
jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek
dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang
digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM
merupakan fasilitas analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya
total proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang
bersangkutan.
Teknik penyusunan jaringan kerja yang
terdapat pada CPM, sama dengan yang digunakan pada PERT. Perbedaan yang
terlihat adalah bahwa PERT menggunakan activity
oriented, sedangkan dalam CPM menggunakan event oriented. Pada activity
oriented anak panah menunjukkan activity
atau pekerjaan dengan beberapa keterangan aktivitasnya, sedang event oriented pada peristiwalah yang
merupakan pokok perhatian dari suatu aktivitas.
Contoh dari CPM :
3. Perbedaan dan Keterbatasn CPM dan PERT
Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM
adalah sebagai berikut :
a. PERT
digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah
dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan
aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap
unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator.
b. Pada
PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama serta
terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu
pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu
proyek.
c. Pada
PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya
proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya.
d. Dalam
PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil), sedangkan pada
CPM tanda panah adalah kegiatan.
Adapun
yang menjadi keterbatas PERT dan
CPMadalah :
a. Kegiatan
harus jelas dan hubungan harus bebas dan stabil.
b. Hubungan
pendahulu harus dijelaskan dan dijaringkan bersama-sama.
c. Perkiraan
waktu cenderung subyektif dan tergantung manajer.
d. Ada
bahaya terselubung dengan terlalu banyaknya penekanan pada jalur kritis, maka
yang nyaris kritis perlu diawasi.
E. SP4/PPBS
PPBS ( planning,
programming, budgetting system), dalam bahasa Indonesia adalah sistem
perencanaan , penyusunan program, dan penganggaran (SP4). Model ini bermakna
bahwa perencanaan, penyusunan program, dan penganggaran dipandang sebagai suatu
sistem yang tak terpisahkan satu sama lainnya. PPBS merupakan suatu proses yang
komprehensif untuk pengambilan keputusan yang lebih efektif. Menurut kast dan rosenwzweig (1979) PPBS
merupakan suatu pendekatan yang sistematik yang berusaha untuk menetapkan
tujuan,mengembangkan program-program untuk dicapai, menemukan besarnya biaya
dan alternatif dan menggunakan proses penganggaran yang merefleksikan kegiatan
program jangka panjang. Menurut Harry J.Hartley(1968) PPBS merupakan proses
perencanaan yang komprehensif yang meliputi program budget sebagai komponen
utamanya.
Ciri-ciri SP4 (sistem perencaan
penyusunan program dan penganggaran) menurut Timan (2004) adalah sebagai
berikut:
a.
SP4
dimulai dari penetapan tujuan nasional. Jadi perencanaan dengan SP4 bersifat
dari atas ke bawah (top down).
b.
Menghubungkan
tujuan umum dengan program yang bersifat khusus.
c.
Menghubungkan
program dengan sumber-sumber yang diperlukan.
d.
Menghubungkan
masukan instrumental dengan uang yang diperlukan.
Tujuan penggunaan SP4
(sistem perencaan penyusunan program dan penganggaran) menurut Timan (2004)
adalah sebagai berikut:
a.
Membuat
agar perencanaan jangka panjang merupakan kegiatan rutin.
b.
Memungkinkan
rencana dan program dapat ditinjau kembali setiap saat untuk dapat diadakan
revisi.
c.
Mengadakan
klasifikasi kegiatan organisasi dalam bentuk program dan hasil yang diharapkan
dan bukan lagi berdasarkan jumlah jabatan atau yang hal-hal lain.
d.
Meningkatkan
koordinasi antar berbagai program yang dirancang untuk mencapai tujuan.
e.
Mendorong
perencanaan terpadu antar Departemen/ bagian.
f.
Memungkinkan
pengukuran kemajuan suatu program sesuai dengan pertahapannya.
Dapat disimpulkan bahwa:
b.
PPBS
merupakan suatu proses perencanaan komprehensif, sehingga untuk menerapkannya
hanya dimungkinkan untuk masalah-masalah yang kompleks dan dalam organisasi
yang dihadapkan pada masalah yang kompleks dan dalam organisasi yang dihadapkan
pada masalah yang rumit dan komprehensif.
c.
Ketiga
unsur itu tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. PPBS adalah suatu proses
perencanaan komprehensif dan sistematik dalam suatu masalah untuk mengambil
suatu keputusan yang efektif untuk menentukan tujuan, mengembangkan program
dengan anggaran seefisien dan seefektif mungkin, dan mampu menunjukkan program
jangka panjang. Model ini banyak digunakan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
dalam perencanaan itu pasti yang diharapkan adalah keberhasilan yang maksimal
dari apa yang telah direncanakan sebelumnya. Oleh karena itu, dalam membuat
perencanaan harus benar-benar difikirkan matang-matang dan melalui
teknik-teknik yang sudah ditentukan agar dalam pelaksanaannya bisa tercapai
walaupun tidak semaksimal yang telah direncanakan. Untuk menolong perencana
dalam melaksanakan tugasnya dapat menggunakan teknik-teknik perencanaan seperti
rencana kerja, diagram balok, diagram milestone, pert, CPM maupun SP4.
B. Saran
Dari makalah ini diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana teknik-teknik dalam perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, M.K. 2013.Perencanaan
Pendidikan, (Online), (https://mitadamayati.wordpress.com/2013/04/23/perencanaan-pendidikan/),
diakses 19 November 2016.
Enoh, J. 1992. Dasar-Dasar
Perencanaan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Fattah, N. 2014.Landasan Manajemen
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Husen, Abrar.2011. Manajemen Proyek. Yogyakarta : Andi. http://www.netmba.com/operations/project/pert/,
diakses 19 November 2016.
Pidarta, M. 1988. Perencanaan
Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan Sistem. Jakarta: P2LPTK Ditjen Pendidikan Tinggi.
Usman, Husaini. 2008. Manajemen:
Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.