3 April 2016

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING



MAKALAH
BIMBINGAN DAN KONSELING
JENIS-JENIS LAYANAN BK LANJUTAN


Dosen Pembimbing:
Drs. Erlamsyah, M.Pd, Kons.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6:
1.        FITRI RAHMADANI                           ( 14002024 )
2.        TIARA INDAH WICAKSANA           ( 15076009 )
3.        M. HENDRIK KURNIAWAN             ( 15073043 )
4.        GANDA AGUSTIAN                            ( 15067061 )
5.        PUTRI NURHALIMAH                       ( 15067102 )
6.        RAVIKA MILYA                                  ( 15067070 )
7.        M. ADITYA PRATAMA                      ( 15067096 )
8.        NIKO ADIMA                                        (15067095 )


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniah-Nya dengan membuka pintu hati dan pikiran penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kelompok yang berjudul “Jenis Jenis  Layanan BK Lanjutan”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah. Dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Bimbingan dan Konseling karna telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Selaku hamba Allah, penulis adalah manusia yang  tidak luput dari kesalahan, sehingga masih banyak kelemahan baik dari segi materi maupun dalam penyajian penulisan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sehingga pada penulisan pada masa akan datang bisa jadi lebih baik.

Padang, 25 Maret 2016

Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
 Pendidikan di Indonesia ini tidak hanya memprioritaskan perkembangan aspek kognitif atau pengetahuan peserta didik, namun juga tetapi perkembangan individu sebagai pribadi yang unik secara utuh. Oleh karena setiap satuan pendidikan harus memberikan layanan yang dapat memfasilitasi perkembangan pribadi siswa secara optimal berupa bimbingan dan konseling. Pendidikan sebagai salah satu bentuk lingkungan bertanggung jawab dalam memberikan asuhan terhadap proses perkembangan individu. Bimbingan dan konseling memberikan  bantuan individu di dalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Melalui layanan bimbingan dan konseling siswa dibantu agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan komponen pendidikan yg dapat membantu para siswa dlm proses perkembangannya.
Dengan makalah ini semoga dapat diharapkan bisa membantu siswa dan agar dapat memahami layanan bimbingan konseling yang kemudian dapat dijadikan sebagai transformasi kepada peserta didik untuk memunculkan kesadaran akan pentingnya layanan bimbingan dan konseling tersebut.



B.       Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini terdiri dari:
1.    Menjelaskan tentang layanan bimbingan kelompok?
2.    Menjelaskan tentang layanan konseling kelompok?
3.    Menjelaskan tentang layanan konsultasi?
4.    Menjelaskan tentang layanan mediasi?
5.    Menjelaskan tentang layanan advokasi?

C.      Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini diharapkan untuk :
1.      Memahami tentang layanan bimbingan kelompok
2.      Memahami tentang layanan konseling kelompok
3.      Memahami tentang layanan konsultasi
4.      Memahami tentang layanan mediasi
5.      Memahami tentangg layanan advokasi

D.      Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini diharapkan dapat menmbah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling khususnya untuk penulis sendiri dan secara umumnya diharapkan makalah ini dapat memberikan  manfaat dan penambahan wawasan bagi pembaca untuk dapat diterapkan bersama-sama didalam kehidupan sehari-hari dan juga pengimplementasian di dunia kerja nantinya.


BAB II
PEMBAHASAN


A.      Layanan Bimbingan Kelompok

1.      Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas, dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam layanan bimbingan kelompok, dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif , diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah bimbingan pemimpin kelompok (pembimbing atau konselor).
Tugas utama pemimpin kelompok adalah: pertama, membentuk kelompok sehingga terpenuhi syarat-syarat kelompok yang mampu secara aktif mengembangkan dinamika kelompok, yaitu: a) terjadinyan hubungan anggota kelompok menuju keakraban di antar mereka, b) tumbuhnya tujuan bersama di antara anggota kelompok dalam suasana kebersamaan, c) berkembangnya iktikad dan tujuan bersama untuk mencapai tujuan kelompok, d) terbinanya kemandirian pada diri setiap anggota kelompok, e) terbinanya kemandirian kelompok sehingga kelompok berusaha dan mampu tampil beda dari kelompok lain. Kedua, memimpin kelompok yang bernuansa layanan konseling melalui bahasa konseling untuk mencapai tujuan-tujuan konseling. Ketiga, melakukan penstrukturan, yaitu membahas bersama anggota kelompok tentang apa, mengapa, dan bagaimana layanan konseling kelompok dilaksanakan. Keempat, melakukan pentahapan kegiatan koseling kelompok. Kelima, memberikan penilaian segera  hasil layanan konseling kelompok. Keenam, melakukan tindak lanjut.


2.      Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok
Secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan (siswa). Secara lebih khusus, layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, fikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni penigkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal pada siswa.
3.      Isi Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan kelompok membahas materi atau topik-topik umum baik topik tugas maupun topik bebas.  Yang dimaksud topik tugas adalah topik atau pokok bahasan yang diberikan oleh pembimbing (pimpinan kelompok) kepada kelompok untuk dibahas.  Sedangkan topik bebas adalah suatu topik atau pokok bahasan yang dikemukakan secara bebas oleh anggota kelompok.
Topik-topik yang dibahas dalam layanan bimbingan kelompok baik topik bebas maupun topik tugas dapat mencakup bidang-bidang pengembangan kepribadian, hubungan sosial, pendidikan, karier, kehidupan berkeluarga, kehidupan beragama dan lain sebagainya.
4.      Teknik Layanan Bimbingan Kelompok
Ada beberapa teknik yang bisa diterapkan dalam layanan bimbingan kelompok, yaitu teknik umum dan permainan kelompok.
Pertama, teknik umum. Dalam teknik ini, dilakukan pengembangan dinamika kelompok. Secara garis besar, teknik-teknik ini meliputi: a) komunikasi multi arah secara efektif dinamis dan terbuka, b) pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis, dan pengembangan argumentasi, c) dorongan minimal untuk memantapkan respons dan aktivitas anggota kelompok. d) penjelasan, pendalaman, dan pemberian contoh untuk lebih memantapkan analisis, argumentasi, dan pembahasan, e)  pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku yang dikehendaki (Prayitno dan Erman Amti, 2004).
Kedua, permainan kelompok. permainan dapat dijadikan sebagai salah satu teknik dalam layanan bimbingan kelompok  baik sebagai selingan maupun sebagai wahana yang memuat pembinaan atau materi layanan tertentu. Dalam layanan bimbingan kelompok harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut: a) sederhana, b) mengembirakan, c) menimbulkan suasana rilek dan tidak melelahkan, d) meningkatkan keakraban, dan e) diikuti oleh semua anggota kelompok.
5.      Kegiatan Pendukug Layanan Bimbingan Kelompok
Pertama, aplikasi instrumentasi. Data yang dihimpun atau diperoleh melalui aplikasi instrumentasi dapat digunakan sebagai: a) pertimbangan dalam pembentukan kelompok, b) pertimbangan dalam menetapkan seseorang atau lebih dalam layanan kelompok, c) materi atau pokok bahasan dalam layanan bimbingan kelompok.
Kedua, data yang dihimpun atau diperoleh melalui aplikasi intrumentasi di atas, dihimpun dalam himpunan data
Ketiga, konferensi kasus. Konferensi kasus dapat dilakukan sebelum atau setelah layanan bimbingan kelompok dilakukan.
Keempat, kunjungan rumah. Kunjungan rumah dapat dilakukan sebagai pendalaman dan penanganan lebih lanjut tentang masalah siswa yang dibahas atau dibicarakan dalam layanan.
Kelima, alih tangan kasus. Seperti pada layanan-layanan yang lain, masalah yang belum tuntas atau diluar kewenangan konselor dalam layanan bimbingan kelompok juga harus dialihtangankan atau dilimpahkan kepada konselor yang lebih mengetahui.

B.       Layanan Konseling Kelompok

1.      Makna Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok mengikutkan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok. Layanan konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam konseling kelompok dibahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. masalah pribadi dibahas melalui suasana dinamika kelompok yang intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok dibawah bimbingan pemimpin kelompok (pembimbing dan konselor).
Berdasarkan descripsi diatas, layanan konseling kelompok dapat dimaknai sebagai suatu upaya pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal. Dalam perkataan lain, konseling kelompok juga bisa dimaknai sebagai suatu upaya pemberian bantuan kepada individu (siswa) yang mengalami masalah-masalah pribadi melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal.
2.      Tujuan Layanan Konseling Kelompok
Secara umum tujuan layanan konseling kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan bekomunikasinya. Melalui layanan konseling kelompok, hal-hal dapat mengahambat atau menganggu sosialisasi siswa berkembang secara optimal. Melalui layanan konseling juga dapat dientaskan masalah klien (siswa) dengan memanfaatkan dinamika kelompok (Prayitno, 2004).
Selanjutnya menurut Prayitno (2004) secara khusus, adalah masalah pribadi individu peserta layanan, maka layanan konseling kelompok yang intensif dalam upaya pemecahan masalah tersebut, para peserta memperoleh dua tujuan sekaligus yaitu: pertama, Terkembangnya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap terarah kepada tingkah laku khususnya bersosialisasi dan berkomunikasi. Kedua, terpecahnya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut bagi individu-individu lain yang menjadi peserta layanan.
3.      Isi Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok membahas masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. secara bergiliran anggota kelompok mengemukakan masalah pribadinya secara bebas, selanjutnya dipilih mana yang akan dibahas dan dientaskan terlebih dahulu dan seterusnya.
4.      Teknik Layanan Konseling Kelompok
Secara umum teknik-teknik yang diterapkan dalam layanan bimbingan kelompok bisa diterapkan dalam layanan konseling kelompok. adapun teknik-teknik tersebut secara garis besar meliputi: pertama,  komunikasi multiarah secara efektif dinamis dan terbuka. Kedua, pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis, dan pengembangan argumentasi. Ketiga, dorongan minimal untuk memantapkan respons aktivitas anggota kelompok. keempat, penjelasan, pendalaman, dan pemberian contoh untuk lebih memantapkan analisis, argumentasi pada pembahasan. Kelima, pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku baru yang dikehendaki.
5.      Kegiatan Pendukung Konseling Kelompok
Seperti halnya layanan bimbingan kelompok dan layanan-layanan lainnya, layanan konseling kelompok juga memerlukan kegiatan pendukung, seperti aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.
Pertama, aplikasi intrumentasi. Data yang dihimpun atau diperoleh melalui aplikasi instrumentasi dapat digunakan sebagai: a) pertimbangan dalam pembentukan kelompok konseling kelompok, b) pertimbangan dalam menetapkan seseorang atau lebih dalam kelompok  layanan konseling kelompok, c) materi atau pokok bahasan kegiatan layanan konseling kelompok.
Kedua, himpunan data. Data dalam himpunan data yang dihasilkan melalui aplikasi instrumentasi, dapat digunakan untuk merencanakan dan mengisi kegiatan layanan konseling kelompok.
Ketiga, konferensi kasus. Konferensi kasus dapat dilakukean sebelum kegiatan layanan konseling kelompok dimulai dan dapat juga sebagi tindak lanjut dan kegiatan layanan konseling kelompok untuk peserta tertentu.
Keempat, kunjungan rumah. Sebagaimana dalam bimbingan kelompok, kunjungan rumah dalam konseling kelompok juga bisa dilakukan untuk mendalami dan penanganan lebih lanjut masalah klien (siswa) yang dibahas dalam konseling kelompok.
Kelima, alih tangan kasus.  Masalah yang belum tuntas melalui layanan konseling kelompok dapat dialihtangnkan (memindahkan tanggung jawab pemecahan masalah klien tertentu kepada orang lain yang dianggap lebih  berwenang).

C.      Layanan Konsultasi

1.        Makna Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor (pembimbing) terhadap seorang pelanggan (konsulti) yang memungkinkannya memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi atau permasalahan pihak ketiga. Prayitno (2004) menyatakan bahwa  konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan dalam format tatap muka antara konselor (sebagai konsultan) dengan konsulti. Konsultasi juga dapat dilaksanakan terhadap dua orang konsulti atau lebih, terutama apabila konsulti-konsulti itu menghendakinya. Konsulti adalah individu yang meminta bantuan kepada konselor agar dirinya mampu menangani kondisi atau masalah yang dialami pihak ketiga yang setidak-tidaknya sebagian menjadi tanggung jawabnya.
2.      Tujuan Layanan Konsultasi
Secara umum layanan konsultasi bertujuan agar klien (siswa) dengan kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi dan permasalahanya yang dialami oleh pihak ketiga. Pihak ketiga adalah orang yang mempunyai hubungan baik dengan konsulti, sehingga permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga setidak-tidaknya sebahagian menjadi tanggung jawab konsulti.
Secara lebih khusus, tujuan layanan konsultasi adalah agar konsulti memiliki kemampuan diri yang berupa: wawasan, pemahaman, dan cara-cara bertindak yang terkait langsung dengan suasana atau permasalahan pihak ketiga.
3.      Isi Layanan Konsultasi
Isi layanan konsultasi dapat mencakup berbagai bidang pengembangan sebagimana  telah disebutkan diatas. Layanan konsultasi dapat menyangkut pengembangan bidang pribadi, hubungan sosial, pendidikan, karier, kehidupan berkeluarga, dan kehidupan beragama. Dengan kata lain, isi layanan konsultasi dapat menyangkut berbagai bidang kehidupan yang luas yang dialami oelh individu-individu (pihak ketiga).
4.      Teknik Layanan Konsultasi
Secara umum ada dua teknik layanan konsultasi yaitu  teknik umum dan khusus. Pertama, teknik umum. Teknik umum merupakan sejumlah tindakan yang dilakukan konselor (konsultan) untuk mengembangkan proses konseling konsultasi. Kedua, teknik khusus. Teknik ini dimaksudkan untuk mengubah tingkah laku klien (konsulti), terutama berkenaan dengan masalah yang dialami pihak ketiga.
5.      Pendukung Layanan Konsultasi
Kegiatan pendukung layanan konsultasi sama dengan yang lainnya, yaitu aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus seperti yang telah dijelaskan juga sebelumnya.

D.      Layanan Mediasi

1.      Makna Layanan Mediasi
Menurut prayitno (2004) layanan mediasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan. Berdasarkan makna ini, layanan mediasi juga berarti layanan atau bantuan terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam kondisi bermusuhan.
2.      Tujuan Layanan Mediasi
Secara umum, layanan mediasi bertujuan agar tercapai kondisi hubungan yang positif dan kondusif diantara para klien atau pihak-pihak yang bertikai atau bermusuhan.
Secara lebih khusus, layanan mediasi bertujuan agar terjadi perubahan atas kondisi awal yang negatif (bertikai atau bermusuhan) menjadi kondisi baru (kondusif dan bersahabat) dalam hubungan antara kedua belah pihak yang bermasalah.
3.      Isi Layanan Mediasi
Isi atau masalah yang dibahas dalam layanan mediasi adalah hal-hal yang berkenaan dengan hubungan yang terjadi anatara individu-individu (para siswa) atau kelompok-kelompok yang bertikai. Masalah-masalah yang menjadi isi layanan mediasi bukan masalah yang bersifat kriminal. Dengan perkataan lain individu atau kelompok yang menjadi klien dalam layanan mediasi, tidak sedang terlibat dalam kasus kriminal yang menjadi urusan polisi.
4.      Teknik Layanan Mediasi
Penerapan teknik-teknik tertentu dalam konseling termasuk layanan mediasi, pada prinsipnya bertujuan antara lain untuk mengaktifkan peserta layanan (siswa) dalam proses layanan.
Ada dua teknik yang bisa diterapkan dalam layanan mediasi, yaitu teknik umum dan khusus. Pertama, teknik umum. Yang termasuk teknik umum adalah: a) penerimaan terhadap klien dan posisi duduk. Proses layanan mediasi diawali dengan penerimaan terhadap klien untuk memasuki layanan, b) Penstrukturan, melalui penstrukturan, konselor  mengembangkan pemahaman peserta layanan tentang apa, dan bagaimana   layanan mediasi itu, c) ajakan untuk berbicara.  Apabila melalui penstrukturan para siswa belum mau bicara, khususnya berkenaan denan pokok perselisihan mereka yang memerlukan mediasi.  Ajakan berbicara dilakukan oleh konselor dengan mengemukakan pokok-pokoknya saja dan tidak memberikan penafsiran-penafsiran atau pun harapan-harapan karena hal itu semua akan menjadi substansi bahasan tahap-tahap proses selanjutnya.
Kedua, teknik khusus. Beberapa teknik khusus yang bisa diterapkan dalam layanan mediasi adalah: a) informasi dan contoh pribadi. Teknik ini diterapkan apabila siswa  benar-benar memerlukan, b) perumusan tujuan, pemberian contoh dan latihan bertingkah laku, c) nasihat. Teknik ini diterapkan apabila benar-benar diperlukan, d) peneguhan hasrat dan kontrak. Teknik ini merupakan tahap pengunci atas berbagai upaya pengubahan tingkah laku yang telah dilaksanakan.

E.       Layanan Advokasi

Advokasi merupakan usaha sistematis secara bertahap (inkremental) teroganisir yang dilakukan oleh kelompok atau organisasi profesi untuk menyuarakan aspirasi anggota, serta usaha mempengaruhi pembuat kebijakan publik untuk membuat kebijakan kepada kelompok tersebut, sekaligus mengawal penerapan kebijakan agar berjalan efektif.
 Layanan advokasi merupakan layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan karakter cerdas yang terpuji.
Meski dalam permendikbud No. 111 tahun 2014 kita hanya mendapatkan informasi yang amat terbatas tentang advokasi, tetapi diharapkan dalam implementasinya, Guru BK/Konselor mampu memaknai dan menterjemahkan lebih jauh lagi. Dalam arti, Guru BK mampu melaksanaka advokasi pada tataran mikro dan makro. Guru BK/Konselor seyogyanya mampu: 1) memberdayakan peserta didik (konseli) dengan membantu mereka membangun keterampilan advokasi, 2) melakukan upaya negosiasi yang relevan guna membantu peserta didik (konseli) mengakses sumber daya, 3) membangun hubungan kolaboratif dengan lembaga masyarakat yang relevan guna mengatasi berbagai tantangan, 4) melaksanakan gagasan advokasi pada level sistem, 5) mengkomunikasikan informasi yang relevan kepada publik, 6) melibatkan diri dalam kegiatan advokasi sosial/politik.

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan

Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Layanan konseling kelompok dapat dimaknai sebagai suatu upaya pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal.
Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor (pembimbing) terhadap seorang pelanggan (konsulti) yang memungkinkannya memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi atau permasalahan pihak ketiga. Layanan mediasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan. Layanan advokasi merupakan layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan karakter cerdas yang terpuji.
Jadi layanan bimbingan dan konseling sangat penting karena dengan adanya layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien maka dapat membantu menyelesaikan permasalahan peserta didik agar permasalahannya tersebut bisa diselesaikan dan mendapatkan solusinya.

B.       Saran

Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa layanan bimbingan dan konseling  dapat membantu peserta didik untuk menyelesaikannya baik dengan layanan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konsultasi, layanan mediasi dan  layanan advokasi. Semuanya bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan situasi baru serta banyak tujuan layanan bimbingan dan konseling tersebut.
Jadi Jadi diharapkan bisa memberikan pelayanan dan bimbingan kepada siswa dalam rangka membantu siswa yang memiliki masalah dalam tingkah lakunya agar menjadi siswa yang bertingkah laku baik utuk pencapaian proses pembelajaran yang baik pula.

                                   DAFTAR PUSTAKA          


Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan madrasah (berbasis integrasi). Jakarta: PT Grafindo Persada.